Apa
yang menentukan Kehidupan Kita Lima sampai Sepuluh Tahun mendatang?
Ririn
Erviana
Sebenarnya apa sih
yang kita proritaskan hari ini? Apakah hanya berleha-leha nan
bersenang-senang, menikmati masa muda mumpung masih muda, apakah seperti itu?
Masih merasa bahwa sebagian temanmu egois memimikirkan nasibnya sendiri? Welcome
friends, hari ini bukan waktunya seperti ini, tapi bagaimana kita
bersama-sama untuk keluar dari zona yang selama ini membuat kita nyaman. Bukan
malah asyik dengan kenyamanan yang kian membuat kita lupa apa yang musti kita
prioritaskan. Bukan malah keenakan dengan keadaan yang selalu mengajak kita
menikmati masa muda hanya dengan bersenang-senang.
Tahukah kalian
kawan, apa yang menentukan dalam lima sampai sepuluh tahun kedepan? Yang pertama
apa yang kit abaca hari ini, artinya bahan bacaan yang kita gunakan sebagai
acuan untuk kehidupan yang ke depn ini apa? Ensiklopedia kah, novel kah, karya
ilmiah kah. Sekarang kita lihat, jika kita membaca novel saja, tentulah kita
akan terbawa, terlaru-larut dalam cerita pada novel tersebut, atau bahasa zama
sekarang baperlah, hehe benar bukan? Tidak akan bisa terpungkiri itu
akan terjadi. VMJ (Virus Merah Jambu) akan dengan mudah menyerang
kehidupan kita. Lalu apa yang terjadi kawan?
Yaa bisa di kiri-kira sendiri.
Memang semua orang akan merasakan seperti itu, dan bahkan menikah adalah sunnah
nabiallah, Nabi Muhammad SAW, tapi bukan seperti apa yang terlihat belakangan
ini. Bahkan ada yang memposisikan
pacaran secara Islami, waow, nganga gitu ya hehe. Jadi dapat diambil
kesimpulan bacaan yang kita baca hari ini akan menentukan kehidupan kita dalam
lima sampai sepuluh tahun mendatang
Yang
Kedua, apa yang kita lakukan hari ini akan menentukan kehidupan kita
lima sampai sepuluh tahun ke depan. Jika kita berleha-leha, berloyo-loyo,
bertindak sesuka hati di hari ini niscaya kehidupan kita tidak akan berubah
kelak. Kita hanya mengatakan ingin seperti ini dan seperti itu namun, masih
menjalani kebiasaan yang sama lalu apakah keinginan itu bisa terealisasi?
Jawabannya mustahil kawan.
Kemudian yang ketiga
sekaligus yang terakhir adalah dengan siapa kita berteman. Kenapa seperti
itu? Karena apa yang menjadi kebiasaan kita hari ini adalah penentu kehidupan
mendatang. Ketika kita berada di dekat penjual minyak wangi setidaknya akan
terciprat sedikit bau wangi kepada kita, tapi sebaliknya ketika kita berada di
dekat tukang las tidak menutup kemungkinan kita akan ikut menghirup asapnya. Ketika
kita berteman dengan pemalas, tidak menutup kemungkinan kita akan tidak jauh
berbeda dengan itu, ketika kita berteman dengan presiden setidaknya ada
kemungkinanlah untk tidak jauh dari itu. Saya berteman dengan Pak Jokowi
(Presiden Indonesia) tapi pak Jokowi tidak berteman dengan saya, hehe.
Itu hanya sekedar analogi. Tapi tentu dari situ kita bisa melihat ibbrahnya
bukan? Tapi bukan kita tidak boleh mendeskriminasikan seseorang dalam berteman?
Ya memang benar seperti itu, tidak salah kita kenal dengan semua orang tapi
jangan sampai kita berlarut-larut bersama mereka yang akan memicu kita untuk
ikut menjalani kebiasaan mereka.
Jadi, itulah
tadi hal-hal yang akan menentukan kehidupan kita lima sampai sepuluh tahun
mendatang. Semoga teman-teman pembaca dapat tergugah hatinya untuk bangkit dan
keluar dari zona nyaman nyaman yang selama ini membuat diri kita selalu merasa
nikmat berleha-leha.
NB : Ditulis
setelah mendapat materi ketika pelatihan Dauroh Marhalah 1
waaah daebak
ReplyDelete