Lebaranku Gini, Kalo kamu gimana?
Aku biasa menyebut hari raya kurban dengan "Lebaran Haji" karena pada bulan ini waktunya orang-orang naik haji. Lebaran haji nggak pulang ke rumah merupakan hal yang sudah biasa bagiku. Terhitung 3 tahun terakhir aku masih setia menghuni sudut kota Metro. Seperti biasa aku hanya mengobrol dengan orang rumah via telepon. Alhamdulillah mereka sehat-sehat saja. Setelah ngobrol dengan mamak sekitar 15 menit beliau sudah geger menutup telepon katanya lagi nginteri tiwol (hmmm apa ya bahasa indonesianya? Pokoknya bikin tiwol. Atau pengunjung blok alay ini ada yang gak tau tiwol. Yaudah googling aja yaa insyaAllah terjawab karena makanan khas jawa ini udah lumayan populer kok😁) Hasil singkong di pekarangan rumah biasanya di bikin "nyamik an" (cemilan). Atau sekedar jaluk an para tetangga hehe. Karena belakangan masyarakat di desaku sedang gemar menyantap gethuk lindri (yaahhh mamakku juga sih yang memprakarsai makanan gethuk lindri ini, pas yasinan ibu-ibu mamak menyuguhkan gethuk lindri, terus banyak yang bilang enak, sejak saat itu mereka jadi bikin gethuk buat jamuan acara). Tapi mungkin karena sudah sering makan gethuk mereka jadi bosan sama makanan berbahan dasar singkong itu. Jadi singkong dipekarangan rumahku udah tua dan sayang kalo busuk nggak dipanen dari sekarang.
Dengan sisa gratisan nelpon yang aku daftarkan ke operator, rasanya sayang kalau dibuang saja. Mau nelpon anak (boro-boro orang suami aja belum punya yakaaan😂)ampun dah!!! Akhirnya aku memutuskan lelek kesayanganku yaitu Lek Cipli. Nah kebetulan pas aku nelpon, lelek sama Chelsi (sepupuku yang masih TK) lagi main ke tempat mbokku. Hmmmm jadilah aku sekalian berkabar ria dengan mbok e hehehhe, tapi tak ada semenit obrolanku dengan mbok e tiba-tiba sambungan telepon putus. Hmmmm rupanya si chelsi yang pelitnya minta ampun nggak suka kalo aku ngobrol sama mbok e dan dia marah terus minta pulang. Setelah sampai rumahpun ayahnya diamuk dan nggak boleh ngomong sama aku. Hualaahhhh ancen rodok rodok bocah iki😂
Karena aku nggak pulang kampung aku hanya ngamar aja di kosan. Tapi berhubung ibu kosku itu baiknya super dewa aku jadi gak sedih malah seneng seneng aja. Setelah sholat ashar aku menyantap gulai kambing hasil masakan ibuk sama Sinta (anak ibuk, sekaligus murid ngajiku). Di sela-sela makan ini sinta yang punya perangai banyak tanya mulai memberondongiku dengan berbagai pertanyaan aneh yang aku nggak bisa jawab. Nih aku sebutin pertanyaan Sinta yang super bikin aku mati kutu, bagi kalian yang tau komen aja yaaa...
1. Mbak aku ni pengen liat dajjal lo? Bentuknya kayak apa sih mbak?
2. Mbak kalo hewan mati itu masuk surga apa neraka?
3. Mbak kalo hewan kurban itu matinya nanti masuk surga atau neraka dia kan dibunuh?
Setelah mengguyurku dengan pertanyaan itu kami beralih topik pembicaraan. Dia langsung ngebahas tentang burung dara. Karena akhir-akhir ini anak ngaji pada hobi main burung dara. Aku yang nggak ngerti bidang perburungan ya manggut-manggut aja diajak ngobrol. Sinta cerita kalo temennya namain burung dara pake nama nabi. Si temennya itu adalah Rizki (Anak ngajiku juga). Dia namain burung daranya yang laki "Adam", sedangkan yang perempuan "Hawa". Terus Sinta nanya ke aku. "Mbak boleh nggak sih namain burung pake nama nabi gitu?" Hmmm lagi-lagi karena otakku yang cethek ini nggak bisa jawab pertanyaan itu.
Sinta juga cerita kalau temen-temennya dibeliin burung yang harganya mahal-mahal sama orang tuanya. Ada yang sampe 200 rb, 300rb. Waoooww. Sinta juga cerita tentang ngelatih burung dara. Katanya kalo burung itu udah sanggen bakal makin mahal harganya. Sanggen itu artinya burungnya bisa balik ke yang punya meskipun dilepasin. Dia bilang gini "kalo pengen sanggen rumah ya dikurung aja dirumah selama beberapa hari, terus kalo mau sanggen jodoh tinggal dibekep aja pake kain". Gitu 😂
Eniwei kalo kalian penasaran sama orang-orang yang ada di ceritaku nih aku kasih fotonya beberapa. Ada chelsi sama sinta 😍
0 Response to "Lebaranku Gini, Kalo kamu gimana?"
Post a Comment