Alangkah Mengerikannya Menghadapi Cercaan Keluarga Karena Status Jomlo yang Hampir Karatan
Untuk pertama kalinya dalam hidupku. Aku merasa jadi manusia
paling istimewa. Saat seseorang yang sedang demam merelakan tubuhmu yang lemas,
mengendarai motor untuk menjemputku dari tempat kerja. Di atas motor, aku
menenggelamkan lelahku dibahumu, merasakan suhu tubuhmu yang hangat.
Ku katakan, “Kayaknya kita neduh aja deh, nanti tambah
tinggi demamnya.”
Tapi jawabmu, “Nggak papa biar ada kenangannya.” ((Speechless))
Maka tidak akan ku lupa sepanjangan jalan pinggir ledeng
Yosomulyo itu, menuju IringMulyo melewati Lapangan Garuda, Dinas Lingkungan
Hidup dan Wihara, merupakan tempat-tempat yang sering memanggil ingatanku
tentangmu.
Tidak menyangka akan bertemu denganmu diwaktu yang kurasa
tidak begitu terlambat ini. Pernah membayangkan bagaimana aku akan melewati
kesedihan ketika merayakan kelulusan pada usia lebih dari dua puluhan, tapi
belum punya seseorang yang diajak investasi perasaan.
“Alangkah mengerikannya menghadapi cercaan keluarga karena status jomlo yang hampir karatan.”
Belum lagi membayangkan jika terjebak jadi pemeran “Witing
tresno jalaran soko ra ono liyo..” Namun, mengingat sejarah perjumpaan kita, “Witing
tresno jalaran soko, ‘Loh kakak Suka Fiersa Besari juga, nonton konsernya yuk.”
sepertinya istilah yang lebih tepat.
Perlahan tapi pasti, pesonamu yang kadang sulit ku mengerti
lama-lama juga memberi arti. Ternyata semesta selalu punya jawaban bagi hambanya
yang teraniaya dirundung nestapa sekian lama. Diciptakanlah hal-hal sederhana
yang bisa membuatku bahagia.
Kepada laki-laki yang sering ku takar tinggi badannya,
terima kasih untuk kata I Love You yang sering kau wujudkan dalam bentuk,
“Lagi hujan, kamu udah makan belum? Aku beliin bakso ya.”
“Nanti pulang kerja jam berapa? Mau aku culik.”
“Kemarin kamu sudah makan mie, hari ini jangan plis, nanti
kurus.”
“Tenang dulu, jangan panik, nanti jadi emosi.”
Dan terhadap pertengkaran yang selalu aku mulai, tidak ada
maksud apa-apa kecuali karena aku begitu peduli. Peduli tentang masa depan yang
realitasnya penuh transaksi. Tentu saja cinta kita dipaksa untuk melebur di dalamnya.
Boleh saja kamu anggap diriku ini cerewet, menyebalkan dan susah dibilangin. Tapi asal kamu tahu saja, itu justru sangat menguntungkan untuk
jaminan kesetiaan. Sebab, pasti tidak ada yang berminat merebutku darimu,
karena hal-hal negatif ini. Dan kamu jadi satu-satunya orang yang akan
menjadi nasabahku untuk menginvestasikan hatimu.
Keren 👍
ReplyDeleteTerima kasih. Blogmu juga keren aku sudah visit
Deletemantap kak blog nya. Kayaknya hobi kita sama 😂. Mungkin bisa berkunjung ke blog saya juga kak.
ReplyDeletehttps://tearieffadh.blogspot.com/?m=1
siap meluncur :)))
Delete