Berburu Seblak Sampai Ke Lampung Timur
Banyak sekali makanan tradisional indonesia yang berasal dari berbagai daerah. Salah satunya seblak. Makanan ini berasal dari Bandung, Jawa Barat.
Dua tiga tahun yang lalu mungkin kita belum familiar dengan seblak, karena mungkin hanya orang-orang sunda atau yang pernah ke Bandung baru bisa merasakan seblak. Tapi sekarang sudah tidak lagi, seblak dapat dinikmati di setiap kota.
Dua tiga tahun yang lalu mungkin kita belum familiar dengan seblak, karena mungkin hanya orang-orang sunda atau yang pernah ke Bandung baru bisa merasakan seblak. Tapi sekarang sudah tidak lagi, seblak dapat dinikmati di setiap kota.
Tidak terkecuali Lampung, banyak pedangang atau
warung-warung pinggir jalan yang menyediakan seblak. Di kota tempat tinggalku,
Kota Metro sudah ada beberapa penjual seblak yang digemari banyak orang. Mulai dari
pedagang gerobakan sampai yang berbentuk warung.
Aku sendiri juga pernah mencoba memasak seblak sama
kawan-kawan kosan. Kami semua belum pernah nyobain seblak Bandung asli sehingga
tidak punya takaran khusus akan rasa seblak. Berbekal youtube kami mencari
resep seblak dan memasaknya di Kosan.
Baru kemarin malam, seseorang mengajakku menikmati seblak di
Lampung Timur, konon banyak juga yang menyukai cita rasanya. Namanya Seblak
Mercon, ia mendapat informasi ini juga dari seseorang yang sudah bolak-balik
makan seblak ini.
Letaknya di Pekalongan, di depan jalan raya sebelah kiri
kalau dari Metro. Kalau tetap bingung bisa cari di maps namanya seblak mercon,
tampilannya bakal begini. Nggak bakal nyasar karena mudah banget.
Setelah sampai, kami parkir dan memesan seblak yang
diinginkan. Setelah beberapa lama kemudian seblak mercon semangkuk penuh sudah
tersaji di depan kami.
Dari tampilannya terlihat sangat pedas bukan? Benar, rasa
aslinya memang pedas, tapi pelanggan yang tidak suka pedas bisa memilih
levelnya sesuai kemampuan lidah masing-masing. Ada level nggak pedes,
sumer-sumer (ini bahasa jawa ya, artinya dalam bahasa indonesia itu sedikit
pedas), biasa, atau pedas. Jadi kelihatan dong pemiliknya bukan orang sunda
tapi orang jawa wkwkw.
Satu porsi seblak terdiri dari kerupuk seblak, makaroni,
sayuran, sosis, telur, bakso, balungan dan jika berkenan dapat menambah ceker
dengan biaya tambahan Rp2000 atau sayap Rp4000.
Harga seblaknya sendiri adalah Rp11.000. Lumayan mahal dibanding mie ayam, ya sesuailah sama isi mangkoknya kan lengkap.Minumnya sih terjangkau banget soalnya warung ini kan di desa jadi ya gak mahal-mahal amatlah. Marimas Rp2000, esteh dan pop ice Rp3000.
Harga seblaknya sendiri adalah Rp11.000. Lumayan mahal dibanding mie ayam, ya sesuailah sama isi mangkoknya kan lengkap.Minumnya sih terjangkau banget soalnya warung ini kan di desa jadi ya gak mahal-mahal amatlah. Marimas Rp2000, esteh dan pop ice Rp3000.
Soal rasa, aku berani ngasih rate 9 karena seblak yang
pernah aku makan dengan masak sendiri belum pernah seenak ini ya. Perpaduan antara
manis dan pedasnya itu sesuai seleraku banget dan citarasa kencurnya pas
sehingga tidak membuat eneg.
Tapi setelah makan itu perut rasanya emang lumayan begah, mungkin
karena porsinya penuh dan kuahnya pedas. Untuk tempat makannya emang seadanya
banget, khas warung pinggiran tapi ini nggak mengurangi enaknya nyeblak sih. Bagi
kaum proletar sepertiku tentu tidak masalah. Wkwkwkw
Sekian review jujur seblak lampung timur, semoga penulis
dimurahkan rezeki supaya bisa kulineran sampai ke ujung dunia yaa. Dan bisa
berbagi citarasa buat sobat-sobat yang hobi jajan hehehehe.
Klo melihat tampilannya sih gak begitu suka. Tapi setelah dibuatin sama temen yang dari Cianjur, langsung nagih2. Apalagi pedesnya tu nampol banget ini makanan.
ReplyDeleteakhirnya kecanduan seblak ya, emang moodbooster banget sih makanan pedas ni
DeleteMenggoda sekali ya sampai makoknya luber-luber gitu, pengen cobain tapi lumayan jauh juga dari metro.
ReplyDeleteiyaa kalau mau cobain harus usaha dikit dlu nih hehehe
Deletewah mesti di pin nih, soalnya kalau mudik ke kampung (lampung tengah) nyari seblak susah banget yg enak itu dimana.
ReplyDelete