Laki-laki yang Takut Dapat Istri Cerdas Wajib Baca!
“Gue pokoknya nggak pengen nyari istri yang lebih pinter dari gue, soalnya nanti bakal susah diatur. Kalau istri gue nggak pinter kan enak, tinggal suruh-suruh aja pasti manut.” kata-kata salah satu temen gue yang cowok di sela-sela kami menunggu dosbing.
Menapaki semester akhir, kami mahasiswa dan
mahasiswi memang bakal nemuin berbagai dilema. Mulai dari dilema pekerjaan
pascawisuda atau dilema tentang pasangan hidup yang serius. Mungkin selama ini
kita masih asik seru-seruan deket sama gebetan, tapi memasuki babak kelulusan
kita bakal mikir matang-matang. Pasangan yang paling baik menurut versi
masing-masing. Yang nggak Cuma buat seru-seruan tapi juga yang jangka panjang.
Gue sendiri sangat bodo amat dengan tipe-tipe pasangan orang
lain, termasuk yang diungkapkan temen gue tadi. Terserah dia mau milih istri
yang seperti apa, toh gue juga nggak bakal dirugikan. Hanya saja sebagai
perempuan gue cuma pengen menyampaikan argumen pribadi gue untuk menanggapi
statement di atas.
Yang pertama, statement di atas itu menurut gue pola pikir yang
dengan jelas menggambarkan kedudukan perempuan itu harus berada di bawah
laki-laki. Bagi gue itu tentu tidak adil. Ya kenapa?, kita punya kesempatan
yang sama dalam berbagai hal kok, perempuan itu seharusnya dijadikan istri
fungsinya sebagai pendamping hidup, teman segala hal, bukan sebagai bawahan
laki-laki yang bisa disuruh A,B C dengan imbalan uang belanja yang banyak.
Oke memang benar kita sudah belajar apa itu hak dan
kewajiban suami istri. Tapi menjalankan itu semua nggak harus dengan suruh
menyuruh ya. Meskipun gue masih jomlo, gue rasa kalau saling membantu dalam
berbagai bidang itu justru romantis kok. Misalnya istri memasak dan suami yang
cuci piring di pagi hari, terus ntar berangkat kerja bareng. Menyiapkan segala
hal bareng-bareng dan bersinergi untuk membangun rumah tangga yang sejahtera.
Yang kedua, kalau lo mau milih istri yang nggak cerdas ya
boleh-boleh aja. Tapi asal lo tahu, memiliki pasangan yang cerdas akan lebih
menyenangkan jika kita dapat berdiskusi tentang berbagai topik. Kalau istri lo
nggak nyambung diajak ngobrol tentang masalah yang lo alami, terus lo mau
curhat ke siapa hayo? Ya siap-siap aja sih, kepusingan dia cuma seputar besok
masak apa? Ya karena nggak kreatif, orang kerjanya cuma lo suruh-suruh aja.
Nyaman itu didominasi dengan nyambungnya obrolan. Bayangin
aja pas udah tua nanti, yang bisa dilakukan sepasang lansia itu cuma ngobrol
doank. Ya iyalah emangnya masih sanggup ena-ena. Dan bayangin kalau pasangan lo
nggak nyambung pas ngobrol, karena kecerdasan kalian yang jomplang. Atau istri
lo emang nggak suka diskusi dan cerita. Haha bisa-bisa mati bosan kan?
Gue Cuma pengen negasin kepada para laki-laki. Tidak usah
takut dengan perempuan yang cerdas, atau minder karena merasa dia lebih cerdas
daripada lo. Karena wanita yang benar-benar cerdas akan tahu posisinya sebagai
istri. Bagaimana menghormati suaminya. Bagaimana memainkan perannya sebagai ibu
rumah tangga. Dan yang jelas perempuan cerdas akan punya visi misi untuk
membantu mewujudkan rumah tangga impian. Ingat ya laki-laki, anak yang cerdas
akan dilahirkan dari ibu yang cerdas.
Kalau gue sih nggak akan berhenti belajar tentang apapun
hanya karena takut akan menyaingi suami gue. Zaman sekarang itu udah nggak
zaman saingan, zamannya kolaborasi cuy. Ya kalau emang nanti suami gue bukan
orang dengan kecerdasan tingkat dewa ya nggak masalah buat gue. Berarti kita
bakal saling mengisi dan melengkapi donk. Berkolaborasi gitu. Yang penting visi
misi kita sama dan dia akan menjadi rumah untuk setiap perjalanan dan
permasalahan yang gue alami.
Sebagaimana rumah meskipun berantakan, gue akan tetap merasa
memilikinya. Dan akan berusaha untuk merapikannya supaya gue nyaman. Tapi gue
juga nggak bakal maksa sih, kalau ada laki-laki yang nggak mau nikah sama cewe
cerdas. Kalian berhak milih kok. Positive thingking aja mungkin mereka
adalah barisan relawan yang ingin memperbaiki pendidikan perempuan dari nol
lewat jalur pernikahan. Ya nggak masalah donk.
Hi mba Ririn,
ReplyDeleteSetuju sama tulisan mba di atas :D Terlepas gender, sudah sebaiknya kita semua berusaha untuk menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Tujuannya bukan untuk menyaingi pasangan, namun untuk upgrade kualitas kita.
Dan seperti yang mba bilang, saat tua, yang terakhir bisa kita lakukan hanyalah saling berbincang. Nggak kebayang kalau pasangan kita lebih memilih diam, bagaimana yaaa rasanya. Pasti nggak enak banget :/
Hallo Creameno
DeleteThanks yaa sudah mampir di tulisanku. Pengen banget banyak perempuan maupun laki-laki sadar bahwa keberadaan kita satu sama lain bukan untuk berusaha membuktikan siapa yang paling tinggi.
aku rasanya mau ketawa baca statement laki2 yg begitu mba :D. penasaran, bisa tahan berapa tahun dia kalo istrinya beneran ga pinter ;p. ato mungkin bisa aja siiiih bertahan, tapi dia nya kemungkinan besar nyari sampingan lain juga yg bisa diajak ngobrol2 asik ;p.
ReplyDeleteSetuju banget kalo pasangan suami istri itu hrs saling kolaborasi. Bukannya malah saingan siapa paling pinter. Pak suami selalu nekanin, kalo dia mau partner yg bisa dia ajak diskusi, yg bisa mengajarkan anak2 selagi dia cari uang. kalo dia mau nyari orang yg bisa disuruh2, mendingan dia cari pembantu, ga bakal ribet segala . Makanya dia rajin nyruh2 aku untuk nerusin S2 mumpung aku udah resign dr kerjaan, tapi akunya nolak. Sekarang ini lebih memilih untuk belajar sendiri tentang apa2 yang sedang trend, drpd harus kuliah lagi. Maksud pak suami minta aku nerusin kuliah, ya sebenernya supaya aku ga bosen di rumah, dan tetep aktif otaknya, sehingga bisa jadi temen diskusi yang sepadan dengan pak suami :D.
ga kebayang aja ya mba, kalo bicara dengan partner hidup dan ga nyambung blassss omongannya.. trus apa ga malu kalo sedang di luar, ketemu ama rekan bisnis dll, tapi istrinya kliatan banget ga nyambung dan ga ngerti dengan pembicaraan, ga bisa membawa diri juga, krn selama ini memang ga terlatih untuk itu. yg malu pasti suami juga. ujug2 kalo ada jamuan penting, yg dibawa bukan istrinya, supaya ga malu2in. Banyak kenalanku yg begitu -_- . Sedih ngeliatnya..
Hallo Mba Fanny
Deletewahh mbak beruntung sekali mendapat pasangan yang sedemikian rupa. karena memang banyak lo mba laki-laki yang berpandangan begitu. mereka takut disaingi dan takut tidak bisa mendominasi. sedih asli ngeliatnya.