Tempat Ngabuburit Paling Asik di Kampung Halaman
Bulan ramadan membawa banyak kemeriahan. Setiap daerah
memiliki tradisi yang unik-unik, demi menyambut bulan penuh berkah ini. tidak
heran, jika ramadan di kampung halaman penuh dengan sambutan suka cita. Ada yang
namanya punggahan, takiran dan lain sebagainya.
Sampai usia menjelang seperempat abad ini, saya masih selalu
ingat kenangan indah selama bulan ramadan di kampung. Sekarang, rasanya sulit
untuk mengulang kebiasaan itu lagi karena berbagai keadaan. Tentu saja karena
bertambahnya usia, yang membuat teman sepermainan sudah tak ada di ruang itu
lagi.
Namun, apa salahnya jika semua itu dikenang dalam blog ini,
siapa tahu anak-anak zaman sekarang juga ingin tahu bagaimana keseruan
anak-anak zaman dulu menjadikan kampung halaman sebagai tempat ngabuburit
paling asyik.
Berikut beberapa tempat ngabuburit paling asik di kampung
halaman yang berhasil memberikan kesan tak terlupakan bagi saya.
1. Bok Depan Rumah
Bok merupakan tempat duduk yang dibuat tepat di atas selokan rumah penduduk di kampung. Entah apa bahasa indonesianya, tapi sejak kecil aku menyebutnya bok. Di tempat ini biasanya kami selalu berkumpul dengan tetangga untuk bersama-sama menyambut adzan magrib. Kami akan mengobrol tentang apa saja dan anak-anak kecil akan bermain dengan riang gembira seolah lupa mereka sedang puasa.
Ibu-ibu dan anak-anak perempuan ada yang menyiapkan takjil untuk buka puasa. setelah semua siap mereka juga akan bergabung dan menunggu adzan maghrib tiba. Ketika adzan magrib berkumandang, kami akan bubar dan masuk ke rumah masing-masing untuk berbuka puasa.
Sangat sederhana, tapi ngabuburit seperti ini
juga dapat menambah erat ikatan persaudaraan antar tetangga. Tak jarang, bahkan
kami juga akan berbagi takjil atau apa saja yang dirasa enak untuk dibagikan. Tak
ada kemewahan yang ada tawa bahagia dari sesuatu yang sangat sederhana.
2. Masjid atau Langgar
Bagi kami, anak-anak yang tinggal di kampung masjid serupa tempat pertemuan bersama teman-teman mengaji. Selain itu, bagi saya masjid juga ladang pahala dan ladang poin untuk berlomba-lomba mengaji paling banyak di speaker.
Alasanya adalah supaya guru ngaji kami dengar. Guru ngaji kami paham suara anak-anak muridnya. Beliau juga menjanjikan THR yang cukup menggiurkan bagi siapa saja yang rajin tadarusan di masjid atau di langgar.
Mengjai di langgar sering membuat kami lupa waktu, tahu-tahu sudah gelap dan muadzin sudah masuk ke masjid untuk mengumandangkan adzan. Kami pun berhamburan pulang ke rumah dan berbuka dengan penuh rasa kepuasan. Indah sekali masa-masa itu.
3. Jembatan
Tempat yang satu ini memang terasa jamet sekali jika diceritakan sekarang, tapi percayalah tempat ini pernah menjadi tempat favorit saya dan teman-teman untuk menunggu adzan magrib. Kami bisa berbincang apa saja sambil menyaksikan orang berlalu lalang.
Suara air yang dahulu masih jernih itu, juga seperti terapi untuk kami yang seharian mungkin penat dengan berbagai aktivitas. Dulu waktu masa putih abu-abu saya merupakan anggota paskibraka. Pada saat itu, bulan ramadhan tiba di bulan juni-agustus. Saya ingat betul, semasa SMA, selama tiga tahun selalu melewati bulan ramadan dengan terus berlatih paskibra di bawah terik matahari.
Kalau diingat-ingat lagi, rasanya saya kagum
dengan diri saya sendiri. Karena saat itu saya kuat sekali. Bahkan tidak pernah
bolong puasa kecuali saat menstruasi, padahal teman-teman saya banyak yang
bolong waktu itu. Hahaha.
4. Pinggir Sawah
Sedari kecil, saya selalu cinta dengan sawah dan ladang. Kami hidup dan besar di kampung, tempat ini bisa dibilang merupakan tempat healing tebaik dan termurah bagi kami. Menunggu adzan magrib berkumandang sambil memandang hijauhnya sawah dan matahari yang beranjak menguning merupakan sesuatu yang sempurna.
Ada ketenangan, ada rasa kagum mendengar
lantunan ayat suci alquran yang dibacakan oleh anak-anak kecil di musala maupun
masjid, dan ada rasa tidak ingin kehilangan masa-masa seperti itu.
Sejujurnya, memang tidak ada tempat-tempat special yang
pernah saya anggap sebagai tempat ngabuburit yang asik. Tapi, bukan berarti
masa ngabuburit jadi tidak asik jika hanya di tempat itu-itu saja. Toh,
sekarang saya sangat merindukan tempat-tempat itu. Bahkan mungkin jika
diizinkan ingin kembali pada masa-masa itu.
Ngabuburit di rumah pun akan terasa sangat menyenangkan jika
kita berusaha membuat suasananya menjadi hangat. Saya rasa, tempat apapun akan
terasa indah jika orang-orang di dalamnya juga berusaha membuat indah. Dengan
kehangatan, canda tawa dan tentu saja bahasa cinta yang baik kepada alam.
Bukan sekadar memikirkan diri sendiri untuk membuat tempat
paling indah dengan mengeksploitasi alamnya. Toh, sekarang semua orang pasti
rindu dengan kampung yang alami, tanpa eksploitasi dan intervensi egoisme yang
hanya berprinsip mencari untung sebanyak-banyaknya untuk diri sendiri.
Semoga, kita dapat merawat alam ini, menciptakan tempat
ngabuburit paling asik di kampung ala kita sendiri. Bukan ingin menjiplak dan
mengikuti trend yang sebenarnya mencabik-cabik identitas kita yang sedari awal
sudah otentik dan indah.
Kalau menurut kalian tempat ngabuburit paling asik dimana? Share pengalaman kalian di kolom komentar ya, siapa tahu dapat saya coba juga.
0 Response to "Tempat Ngabuburit Paling Asik di Kampung Halaman"
Post a Comment