Tetap Banjir Berkah, Meski Puasa di Masa Pandemi
Sudah dua tahun, kita hidup berdampingan dengan pandemi. Pada
kurun waktu tersebut kita terus menyesuaikan diri. Kita menjalani momen-momen
penting di masa pandemi. Terutama, bagi saya yang menikah di tengah-tengah
pandemi. Menjadi pengalaman tersendiri dan tentu saja tetap harus disyurkuri.
Pandemi telah banyak mengubah hidup kita. Namun, pandemi
juga mengajarkan kita untuk beradaptasi dengan cepat. Tahun ini merupakan tahun
ketiga kita menjalani ibadah puasa di masa pandemi. Sebagaimana, momentum
penting lainnya, tentu kita juga sudah terbiasa mempersiapkan serta menyambut
bulan penuh berkah ini di masa pandemi.
Tiga tahun yang lalu, bulan ramadan akan riuh dengan
berbagai agenda. Kita dibuat sibuk dengan berbagai aktivitas sampai lupa waktu
hingga tidak terasa bulan ramadan akan berakhir. Namun, pandemi seperti hadir
untuk mengajak kita sejenak beristirahat dari hingar bingar.
Supaya kita lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama
orang-orang tersayang. Mungkin, kalau tidak pandemi, saya akan disibukkan
dengan agenda reuni bersama teman-teman sekolah, mulai dari SD, SMP, SMA,
Kuliah dan Organisasi.
Tidak ada yang salah dengan buka bersama, tapi terkadang,
karena mementingkan agenda yang katanya jarang dilakukan itu kita jadi lalai
akan hal yang lebih penting. Misalnya, mengambil waktu khusus untuk memasak
bersama ibu, menyiapkan menu berbuka puasa yang penuh cinta untuk suami atau
sekadar menemani anak ngabuburit dan bercerita soal hikmah ibadah puasa.
Lagipula, masa pandemi yang turut mendorong digitalisasi
juga membawa banyak manfaat bagi kita. Mungkin, dulu kita sulit menjangkau
kajian ustaz yang berada jauh di luar pulau, berkat pandemi banyak
kajian-kajian dengan tema yang bagus dapat kita akses melalui zoom. Kita jadi
hemat biayatransportasi tanpa mengurangi kesahihan ilmu dan manfaatnya.
Lagi-lagi, selama tiga tahun tanpa kita sadari kita telah
berusaha mempertahankan kesehatan lebih ekstra dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. Tentu saja ini merupakan hal yang baik, kita jadi semakin sadar
akan pentingnya pola hidup sehat. Sebab, kita tidak pernah tahu kapan penyakit
atau virus itu datang ke tubuh kita.
Begitu juga dengan ramadan kali ini, pastinya kita akan
lebih selektif terhadap menu-menu sahur maupun berbuka puasa. Saya akui, semenjak pandemi saya sangat
menyadari betul pentingnya minum air putih, biasanya kan kalau bulan ramadan
kita sering terlena sama minuman yang manis-manis, sampai kita lupa pentingnya
air putih.
Hal kecil seperti inilah akhirnya jadi modal awal kita dalam
menerapkan pola hidup yang sehat di bulan ramadan sekaligus di masa pandemi. Ibadahnya
berjalan, pola hidup sehatnya juga beriringan.
Waktu luang yang tersedia akibat pandemi juga memungkinkan
kita belajar tentang banyak hal lagi. Kita jadi punya kesempatan untuk upgrade
ilmu lewat webinar gratis, yang mungkin, dulu sulit kita jangkau sebelum
pandemi.
Kita juga jadi punya waktu untuk bermuhasabah dan
merencanakan hidup yang lebih baik. Sehingga
waktu juga lebih bermanfaat. Setidaknya itulah yang saya alami selama pandemi
hampir tiga tahun ini. Saya terus bersyukur masih diberi kesehatan sampai
sekarang, meskipun beberapa kali mengalami gejala yang mirip covid maupun
omicron.
Tapi saya percaya, jika kita terus berusaha menyehatkan
badan maupun bumi kita, pasti kita dapat melewati pandemi ini. suatu hari, kita
akan menikmati hari-hari tanpa masker dan handsanitizer. Tapi sebelum hari itu
datang, kita juga harus menikmati proses yang ada.
Toh, semua hal yang kita alami sekarang nantinya akan
menjadi kenangan. Mungkin saja kita akan rindu masa-masa webinar yang bisa
disambi nyapu, ngepel, masak bahkan nyuci. Suatu hal yang akan sulit kita
lakukan saat semuanya sudha berjalan normal tanpa pandemi.
Mungkin, kita akan rindu mendampingi anak-anak kita sekolah online
setiap hari, sementara mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah
karena sudah tidak ada pandemi lagi. Saya selalu ingat satu prinsip begini, “Semua
keadaan sulit tidak akan menjadi terlalu sulit, kalau kita memandang trageddi
seperti komedi.”
Menjalankan ibadah puasa di masa pandemi tidak boleh
menjadikan kita bermalas-malasan. Bulan ramadan masa pandemi juga tetap penuh
berkah jika kita mau menemukannya. Meskipun, kita juga pasti paham, masa-masa
ini mungkin membuat beberapa orang ada di titik terendah bahkan harus
kehilangan orang-orang tersayang.
Tapi sekali lagi, hidup harus terus berjalan. Jika menemui
jalan buntu, tidak apa-apa untuk memutar balik. Boleh jadi kita akan menemukan
keajaiban di sana. Happy fasting :)
0 Response to "Tetap Banjir Berkah, Meski Puasa di Masa Pandemi"
Post a Comment