Review Buku Sustaination: Gaya Hidup Berkesadaran dengan Produk Ramah Lingkungan
Kalian merasa tidak, kalau semakin hari, cuaca makin panas?
Terus kadang cuaca bisa berubah-ubah secara ekstrem, siangnya terik terus sorenya hujan deras.
Nah, ternyata situasi ini merupakan perubahan iklim yang disebabkan oleh menurunnya kinerja lingkungan, aliyas lingkungan hidup kita sudah tidak sehat lagi.
Sekitar dua tahun terakhir, aku tertarik sekali dengan isu lingkungan ini. Karena ketertarikan itu, aku mencoba untuk menggali berbagai informasi terkait untuk memuaskan rasa penasaran ku. Akhirnya aku mulai merasa cemas karena takut suatu hari akan terjadi bencana atau guyuran berbagai virus yang tiada henti.
Nah, perjalanan menggali informasi itu mempertemukan aku pada sebuah buku yang berjudul sustaination. Buku yang ditulis oleh seorang perempuan, yakni Dwi Sasetyaningtyas.
Sebelum membaca buku ini, aku sudah follow akun Instagram sustaination, sebuah platform yang konsisten mengkampanyekan isu-isu lingkungan sekaligus soft selling produk ramah lingkungan.
Kebetulan aku dan teman-teman perempuan di Metro juga mengelola komunitas perempuan dan lingkungan. Akhirnya semua ini jadi beririsan. Di sini, aku pengen menceritakan secara garis besar isi buku sustaination yang menurutku telah berhasil mengubah beberapa mindset ku tentang gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
Sustaination ditulis dengan bahasa yang sangat ringan dengan halaman yang relatif tipis. Sehingga tidak terlalu berat untuk dibaca apalagi untuk seorang pemula yang tertarik dengan isu lingkungan. Di dalamnya, juga terdapat ilustrasi nan gemas yang membuat mata pembaca jadi tidak bosan sekaligus memudahkan pemahaman pesan dari apa yang dituliskan.
Buku ini terbagi menjadi tujuh bab, masing-masing bab membahas aspek lingkungan dari yang paling akrab dengan kehidupan sehari-hari. Mulai dari memilah sampah dirumah, membuat ecobrick, mikroplastik di sekitar kita, produk ramah lingkungan yang bisa kita pakai, bahan pakaian yang kita gunakan, bepergian yang ramah lingkungan, membangun bisnis yang minim sampah, sampai hidup berkesadaran lingkungan.
Kalau dipikir-pikir, orang zaman dulu itu hidupnya berkesadaran lingkungan sekali. Mereka mulai membungkus makanan dengan daun, mereka membuat rumah dengan bahan-bahan organik, mereka bahkan tidak membutuhkan kulkas untuk menyimpan makanan karena hutan yan terus mereka jaga lebih dari sekadar tempat penyimpanan makanan.
Revolusi industri selain memudahkan pekerjaan manusia ternyata juga membawa dampak buruk lainnya. Ketika zaman dahulu pakaian mahal yang hanya dikenakan oleh para bangsawan, revolusi industri membuat pakaian dapat digunakan oleh siapa saja. Namun, imbasnya, bahan yang digunakan untuk memproduksi pakaian menyakiti lingkungan. Yang dampak akhirnya juga lebih luas dan membahayakan.
Sekarang, sulit menemukan sungai dengan air yang jernih. Karena sudah tercemar oleh limbah pabrik maupun sampah plastik yang gagal dikelola dengan baik. Maka dari itu, perlu usaha lebih keras lagi untuk mengembalikan gaya hidup yang ramah lingkungan.
Perlu usaha lebih keras lagi untuk membiasakan diri tidak nyampah, dalam artian meminimalisir menggunakan barang yang menghasilkan sampah lebih banyak. Karena ternyata membuang sampah di tempatnya saja tidak cukup.
Membaca buku ini seperti menghitung dosa-dosa lingkungan yang selama ini secara tidak sadar telah konsisten saya lakukan. Saya jadi berpikir bahwa ternyata, dosa itu bukan hanya ketika kita mencuri, ketika kita berzina, ketika kita membunuh. Karena, barangkali, dosa itu ketika limbah dari rumah kita, telah mencemari lingkungan tetangga kita.
Bisa saja, dosa itu ketika kita terus-menerus memakai plastik padahal pemerintah sedang kewalahan menemukan alternatif mengelola sampah plastik yang kian menggunung setiap harinya.
Mungkin saja dosa itu, ketika sampah plastik kita yang terakumulasi dan terbawa air sampai ke laut, telah membunuh ribuan spesies ikan. Sampai anak cucu kita akan kesusahan menemukan ikan laut untuk dikonsumsi.
Maka dari itu, mari kita biasakan hidup yang ramah dengan lingkungan. Kita perhatikan kembali gaya hidup kita, apakah berdampak baik atau tidak pada lingkungan. Memang terasa berat, tapi jika kita melakukannya secara bersama-sama mungkin akan lebih ringan.
0 Response to "Review Buku Sustaination: Gaya Hidup Berkesadaran dengan Produk Ramah Lingkungan "
Post a Comment