Review Film Gangubai Kathiawadi
Awal mula menonton film ini, terkesan mengusung latar waktu
yang cukup lampau. Gambaran kota kecil dengan ornamen klasik sangat kental. Ceritanya
juga relevan dengan situasi masa lampau, yang memperlakukan perempuan seperti
subjek kedua kehidupan.
Gangubai merupakan sebuah nama perempuan, ia adalah gadis
cantik putri pengacara di India. Nama aslinya Gangga, ia bercita-cita menjadi
bintang film. Gangga yang dari keluarga terdidik itu, terjebak dalam tipu
muslihat sang pacar, Ramnik yang menawarkan untuk kabur bersamanya mengejar
cita-cita menjadi bintang film.
Gangga yang lahir dari keluarga terdidik India, malah dijual
oleh pacarnya sendiri di rumah bordil. Keputusasaan Gangga, malah membangkitkan
diri dan melahirkan dirinya sendiri, Gangubai. Seorang perempuan pelacur yang
akan menjadi penguasa Kathiawadi suatu hari.
Hidup sebagai pelacur memberikan kesadaran pada Gangubai
tentang pandangan sosial terhadap perempuan pelacur. Pelacur tidak punya hari
libur, pelacur kesulitan mendapat izin ketika dirinya sakit, pelacur mendapat
deskriminasi di mata masyarakat, bahkan anak-anak mereka tidak diperkenankan
sekolah hanya karena anak dari seorang pelacur.
Gangubai Khatiawadi mengajak teman-temannya berdaya,
memperjuangkan hak-hak mereka sebagai manusia utuh. Hak atas layanan kesehatan,
hak atas hari libur, payung hukum jika mereka mendapat kekerasan, dan hak atas
pendidikan. Mereka tidak pernah menghendaki diri mereka menjadi pelacur, mereka
adalah korban kebiadaban budaya. Mereka dijual oleh orang tua dan bahkan suami
mereka. Tapi, mereka justru yang menanggung kutukan masyarakat.
Satu hal yang sedikit kontradiktif dengan perjuangan
perempuan kala itu, Gangubai agak fantasi untuk digambarkan sebagai perempuan
yang berhasil menaklukan dunia dengan tangannya sendiri. Namun, konon film ini base
on true story, dari buku Mafia Queens of Mumbai yang ditulis oleh
Hussain Zaidi.
Karakter Gangubai digambarkan sangat kuat apalagi setelah ia
tidak menjadi Gangga lagi. Bahkan ketika ia harus mendengar suara ibunya
setelah 12 tahun tidak bertemu dan mendengar berita ayahnya yang meninggal
dunia. Ia tetap tak ingin menyerah dengan terus berjuang menjadi tokoh yang
berpengaruh di Kamathipura.
Karena memang film ini bukan genre romance, makanya
Gangubai juga tidak memiliki happy ending untuk kisah cintanya, meskipun
sebetulnya ia menemukan laki-laki yang ia anggap lelaki sejati. Gangubai tetap
bertekad menjadikan dirinya sebagai pemimpin dan mengubah nasib perempuan yang
menjadi pelacur secara terstruktur itu.
Lewat hal itu pula, Gangubai sebetulnya bertekad memutus
rantai setan yang menjerat perempuan bertahun-tahun lamanya, dengan
menyekolahkan anak-anak pelacur agar mereka jadi terdidik dan paham bahwa
dirinya harus menjadi dokter, pengacara, polisi dan profesi lain selain
pelacur.
“Hidup dengan bermartabat, jangan takut pada siapapun, polisi, wakil rakyat maupun perdana menteri, jika perempuan adalah perwujudan dari kekuasaan, kekayaan, dan kecerdasan, apa yang membuat para laki-laki ini merasa sangat superior”
Satu penggalan pidato yang memukau saat Gangubai berhasil
memenangkan pemilu daerah Kamathipura. Ia berusaha mengajak pera perempuan
tidak merasa inferior sebab mereka juga bisa kuat, kaya dan punya kecerdasan
yang cukup. Sehingga tidak pantas dijual, dibeli dan diperdaya oleh laki-laki.
Selain menjadi penguasa, Gangubai sesungguhnya telah
memberikan banyak perubahan mindset terhadap elemen masyarakat paling
bawah sekalipun. Sampai akhirnya ia mampu mempengaruhi tokoh-tokoh negara agar
dapat memperhatikan hak-hak perempuan dan anak-anak.
“Siapapun yang muncul di depan pintu kami, kami tidak pernah menghakimi mereka, itu adalah prinsip kami, kami tidak menanyakan agama atau kasta, berkulit gelap, berkulit terang, kaya atau miskin, semua membayar harga yang sama. Jika kami tidak mendeskriminasi orang, kenapa kalian mendeskriminasikan kami, kenapa kami dikucilkan dari masyarakat?”
“Menteri berceramah tentang persatuan dan kesetaraan, kunjungi kami sesekali, kami melakukan apa yang kau katakan.”
Beberapa penggalan pidato yang disampaikan Gangubai di depan
asosiasi perempuan, tokoh agama dan tokoh negara. Gangubai merupakan simbol
perlawanan sekaligus perubahan terhadap pandangan sosial terhadap perempuan.
Gangubai menjelaskan bagaimana sebenarnya kesetaraan itu bekerja, bukan hanya
omong kosong belaka.
Judul Film : Gangubai Kathiawadi
Durasi : 153 menit
Pemain : Alia Bhatt, vijay Raaz, Ajay devan, Shantanu
Maheshwari, Sheema Bhargav, dll.
Sutradara : Sanjay Leela Bhansali
Tahun : 2022
Gangubai , perempuan hebat yach. Meskipun sempat jadi pelacur, tapi kemauan kuat untuk jadi penguasa dan mengubah hidup anak-anak pelacur sangat mengagumkan.
ReplyDeleteSalut sama Ganggubai yang terus memperjuangkan hak2 perempuan sampai penasaran ending kisah cintanya, eaaa ..
ReplyDeleteMakin salut kalo anak2 pelacur pun mempunyai hak untuk sekolah, cerdas, biar bisa memilih cita2nya
saya juga nonton nih, sesudah dishare Teh Ani Berta di grup
ReplyDeletehihihi padahal sedang banyak kerjaan, tapi penasaran sih
Saya suka kalimat penutupnya tentang spanduk berisi gambar artis yang berganti
Namun gambar Gangu selalu terpasang
Kalau film berdasarkan kisah nyata tentunya maknanya sangat berkesan. Daku belum nonton film ini, penasaran dengan perjuangan Gangga.
ReplyDeleteKeren banget mba filmnya, aku jadi pengen nonton. Gangubai ini merupakan feminist ya, dan perjuangannya juga keren banget. Makasih reviewnya kak, bagus!
ReplyDeleteJujur saya jarang banget nonton film India. Kehitung jari malah hehe. Tapi cerita tentang sosok Gangubai ini cukup menarik juga ya untuk disimak.
ReplyDeleteKeren nih kak, aku ngebayangin andai ini Ada dalam kehidupan real dimana bisa memutus Mata rantai diskriminasi pelacuran ini ya..
ReplyDeleteKisah Gangubai ini sangat inspiratif, mengajari kita untuk tidak pernah putus asa untuk berusaha ya mbak
ReplyDeleteApalagi yg dilawan ini rantai pelacuran, berat
selintas saya pernah baca review film Gangubai Khatiawadi ini di instagram. tertarik sih dengan kisah ceritanya yang based on true story dan mengangkat hak dan derajat wanita meski dalam kubangan prostitusi. meski ini agak rancu sih sebetulnya, hehehe
ReplyDeletefilm gangubai ini memang baguus. meski latar belakang ceritanya dunia pelacuran tapi dari sosok gangu kita bisa belajar tentang perjuangannya dalam membela kaumnya
ReplyDeleteAku penasaran sama film ini, belum sempat nonton di Netflix, tar besok coba nonton ini sepertinya seru
ReplyDelete