Ini Caraku Dengar Alam Bernyanyi
Hari itu merupakan hari minggu. Ketika cuaca sangat cerah, suami saya mengajak kami kondangan ke pernikahan salah satu temannya semasa kuliah. Kami bersiap kondangan sekitar habis zuhur dan berangkat ke gendung tempat resepsi digelar dengan mengendarai motor.
Tentu bagi kaum proletar ini sudah biasa. Kemana-mana menaiki motor. Tapi
hari itu terasa lebih panas dari biasanya. Seketika saya teringat lirik lagu
dengar alam bernyanyi,
Ah lirik itu sekaligus mengingatkan saya tentang kota-kota dingin di Indonesia. Dulu saat memiliki kesempatan tinggal di Malang selama sepuluh hari saya benar-benar takjub dengan cuacanya. Meski hari sedang terik suasana tetap dingin. Itu karena daerahnya berada di dataran tinggi.
Seketika saya juga terbayang kalau saja ada lebih banyak pohon di Kota kami. Mungkin bepergian naik motor tidak akan terasa begitu panas. Maka sepulang kondangan tiba-tiba saya berinisiatif mengajak suami membeli bibit pohon buah untuk di tanam di sekitar rumah.
Jadilah hari itu kami pergi ke Pekalongan, daerah yang terkenal sekali dengan berbagai pembibitan. Sepanjang jalan mata kami disuguhkan dengan beragam bibit buah dan bunga yang terjejer rapi. Kami pun memutuskan berhenti pada sebuah rumah yang halamannya telah dipenuhi berbagai bibit buah.
Setelah beberapa lama, akhirnya kami menjatuhkan pilihan pada buah mangga, jeruk nipis dan jeruk lemon. Sepanjang perjalanan suami saya bertanya apakah tangan saya pegal karena harus memegang tiga bibit buah yang cukup besar di boncengan motor. Tapi saya dengan semangat menjawab “Tidak.”
Rasanya tidak sabar untuk segera menempatkan bibit-bibit buah di sudut-sudut halaman rumah. Saat kami menggali tanah, kami tiba-tiba berkhayal tentang hari dimana bibit ini sudah menjadi pohon yang dapat memberikan kami banyak oksigen.
Mungkin juga, jika Tuhan mengaruniakan seorang anak kepada kami, anak itu akan bertanya, kapan pohon ini ditanam? Siapa yang menanam? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang lucu. Tanpa sengaja kami menggambar masa lewat bibit-bibit pohon ini.
Lagi-lagi saya ingat Lirik lagu #DengarAlamBernyanyi,
Bersatulah, hajar selimut polusi
Ingatlah, hai, wahai kau manusia (wahai kau manusia)
Tuhan menitipkan aku
Ho, di genggam tanganmu (di genggam tanganmu)
Mungkin kita pernah lupa, bahwa alam ini telah dititipkan Tuhan kepada manusia. Kepada kita semua untuk dijaga. Yang sejatinya juga untuk menjaga kita. Tapi kita sering tidak tahu diri. Kita tebang habis pohon-pohon itu sampai tak tersisa. Bahkan untuk sekadar menghirup oksigen saja kita berebut pada satu atau dua pohon saja. Itupun, kita sudah tidak ingat siapa yang menanamnya dulu.
Lalu kapan kita akan terpanggil untuk menginvestasikan oksigen sendiri? Setidaknya untuk rumah kita sendiri? Setidaknya untuk keluarga kita sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan yang terkadang hanya berhenti dalam pikiran saja. Atau paling mentok kepada suami yang selalu mendengar semua ocehan saya yang suka ngalor ngidul. Mungkin lewat tulisan inilah saya bisa mengungkapkannya dengan lebih leluasa.
Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada
Dengar alam bernyanyi
Lirik lagu yang kaya akan makna dan pesan tersirat. Ngomong-ngomong soal senja kapan kita sepenuhnya menikmati senja? Tanpa sibuk mengabadikannya untuk diunggah ke sosial media?
Ah terkadang hidup kita selalu disibukkan dengan berbagai validasi. Sampai kita lupa menikmatinya dengan seksama. Sejenak saja, tanpa gawai, bermain di alam dan mendengar kicau nyanyiannya hidup terasa lebih damai dan tenteram.
Kita jadi menyadari ternyata yang namanya “healing” itu nggak harus pesan cottage atau villa yang mahal. Terkadang healing itu justru dari mindset kita dan bagaimana menafsirkan setiap kicau serta nyanyian alam yang sejatinya selalu memberikan kedamaian.
Makanya saya selalu membayangkan bisa menjadikan rumah kami dipenuhi pepohonan. Supaya bisa dengan riang bernyanyi untuk kami setiap hari. Supaya rumah kami juga menjadi rumah penyembuhan bagi mereka yang kalut dengan aktivitas yang melelahkan. #UntukmuBumiku, aku akan melakukannya dengan semampuku.
Menanam pohon tadi membuat kami merasa puas lega dan ada. Aku menanam pohon maka aku ada. Begitulah kira-kira satu quotes yang muncul setelahnya. Meskipun terkesan lebay, baru menanam pohon satu saja sudah merasa paling heroik. Tapi inilah cara saya dengar alam bernyanyi.
Yha, tapi mau gimana lagi. Memang itu perasaan paling jujur yang dirasakan. Kalau tidak percaya coba saja sendiri. Mendengarkan lagu “Dengar Alam Bernyanyi” ini, siapa tahu akan menggerakkan tubuhmu untuk mencintai bumi ini lebih banyak lagi.
Gerombolan Pohon itu Menakjubkan
Tahukah kita?Gerombolan pohon itu juga serupa girlband atau boyband yang siap menghibur orang-orang. Saya jadi ingat waktu masih SMP, belakang rumah saya adalah hutan karet. Ketika sedih, kesal atau merasa sendiri, saya pergi ke hutan belakang rumah.
Hanya untuk ngomong di hadapan gerombolan itu. Tidak berharap apa-apa, hanya ingin didengarkan, memang terdengar aneh dan gila. Tapi percayalah setelah itu rasanya lega dan tenang. Saya jadi percaya kalau gerombolan pohon-pohon itu menakjubkan. Mereka banyak sekali membantu manusia hanya dengan diam saja. Meskipun berkali-kali manusia datang menyakitinya.
Mungkin kita juga belum menyadari bahwa #HutanKitaSultan lho. Karena kalau kita tengok lagi ternyata hutan menyediakan segala hal yang dibutuhkan manusia. Buah-buahan, sayuran, madu dan hasil alam lain yang sejatinya menghidupi manusia dengan baik.
Tanpa Kita Sadari Mereka Makin Terancam
Kita mungkin lupa atau justru tidak pernah peduli tentang angka deforestasi yang terus meningkat. Hutan yang menakjubkan dengan selalu menjaga kita terus dibabat habis untuk kepentingan korporasi.
Mungkin mereka akan berpikir bahwa modernitas ini begitu jahat. Karena
selama ini hutan telah memberikan segalanya kepada manusia. Tapi dengan
mudahnya tangan-tangan manusia juga yang berbuat kerusakan. Konflik-konflik
yang ditimbulkan pun sudah tidak lagi apple
to apple.
#IndonesiaBikinBangga kalau benar-benar menjalankan amanah sebagai paru-paru dunia. Bersama-sama mewujudkan #TeamUpforImpact dan tidak tergoda pada kenikmatan sesaat saja. Karena menjaga hutan juga menjadi bagian dari menjalankan amanah mulia sebagai khalifah atau pemimpim di muka bumi.
Aksi yang Dapat Dilakukan Untuk Menjaga Hutan
Setelah mengetahui banyak fakta
mengejutkan tentang hutan, apakah kita masih terus abai dan diam saja? Mungkin
kita hanyalah orang kecil yang tidak bisa melakukan banyak hal. Namun,
percayalah setiap langkah kecil yang kita lakukan bersama secara konsisten,
lama-lama juga akan berdampak besar.
Terus kabarkan kepada siapapun bahwa kita harus selalu menjaga gerombolan pohon atau hutan dimanapun berada. Dengan tidak boros energi listrik, agar penambangan di wilayah hutan semakin luas. Mengurangi pemakaian listrik dengan mematikan elektronik yang sudah tidak terpakai misalnya lampu, AC dan mencabut charger.
Mungkin kita juga bisa menanam pohon maupun tanaman
lain di sekitar rumah. Agar ada lebih banyak tumbuhan yang dapat menyerab
karbon yang kita hasilkan. Kita juga bisa mulai menggunakan produk yang ramah
lingkungan agar sampah plastik bisa berkurang, karena tumpukan sampah itu
selama ini juga menyumbang gas metana yang banyak.
Memakai kantong belanja sendiri ketika pergi ke pasar.
Seperti orang tua dan nenek kita zaman dulu sebelum penggunaan plastik membuat
kita makin semena-mena. Membawa botol minum sendiri dan membawa kotak makanan
yang dapat dipakai berulang kali setiap akan membeli makanan di luar rumah.
Dan terus dengarkan lagu Dengar Alam bernyanyi di berbagai platform streaming musik seperti Youtube, Spotify, dan Apple Music karena semakin banyak mendengarkan maka semakin banyak royalti yang digunakan untuk perlindungan hutan Indonesia.
Lirik Lagu Dengar Alam Bernyanyi
Bila kau ada waktu
Lihat aku di sini
Indah lukisan Tuhan
Merintih ingin kau kembali
Beri cintamu lagi
Bila kaujaga aku
Kujaga kau kembali
Berhentilah mengeluh
Ingat, kau yang pegang kendali
Kau yang mampu obati
Sudikah kau kembali?
Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada
Dengar alam bernyanyi
(Ah, ha, ha)
Bila kau lelah dengan panasnya hari
Jagalah kami agar sejukmu kembali
Bersatulah, hajar selimut polusi
Ingatlah, hai, wahai kau manusia (wahai kau manusia)
Tuhan menitipkan aku
Ho, di genggam tanganmu (di genggam tanganmu)
Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada
Dengar alam bernyanyi
Dengarkanlah
Bisik mesra
Alam bernyanyi
Bawa canda dan riang tawa
Untuk dunia, oh
Gunakan telinga, hati
Cobalah dengar nyanyian kami, oh-oh-ho
Bayangkanlah hidupmu
Bila tak ada kami
Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia (dunia)
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada (dengarlah alammu bernada)
Dengar alam bernyanyi
Indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia (dunia)
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada (alam pun bernada)
(Alam pun bernada)
Dengar alam bernyanyi (jangan tunggu lagi, Kawan)
Jangan kau tunggu nanti (jangan tunggu lagi)
Dengar alam bernyanyi
Dengarkanlah
Dengar alam bernyanyi (dengar alam bernyanyi)
Oh, dengar kami bernyanyi
Menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan, termasuk hutan adalah kewajiban kita semua. Dampak kegagalan sudah terlihat perubahan iklim. Semoga dengan mendengar "Dengar Alam Bernyanyi" kita ikut berkontribusi jaga alam.
ReplyDeleteSalut sih sama yg bikin lagu. Sekarang jarang orang bikin lagu tentang linkungan. Ayo kita populerkan
ReplyDeleteKita memang harus membantu mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Hal kecil seperti lebih irit listrik, mengelola sampah dengan baik dan menanam pohon sendiri minimal bisa jadi sumbangsih kita bagi lingkungan
ReplyDeleteLagu ini sudah masuk playlist wajib di aplikasi pemutar lagu yang biasa saya dengarkan. Musiknya easy listening, liriknya juga bagus punya pesan tentang menjaga lingkungan.
ReplyDeleteaku pertama kali dengar lagu ini langsng suka! rasanya jarang ya mbak ririn lagu tentang lingkungan gini, coba banyak sekalian biar ajarin ke generasi muda juga
ReplyDeleteLagunya enak banget didengar.
ReplyDeleteSemoga dengan makin dikenalnya lagu ini, menggerakkan lebih banyak orang lagi untuk mencintai Bumi.
auto nyari di YouTube, nyari lagu Dengar Alam Bernyanyi
ReplyDeleteternyata lagu yang bagus dan bikin kita ingat bahwa bumi ini harus berkelanjutan
agar anak cucu kita bisa hidup dengan nyaman
Lirik lagu Laleimanino ini sungguh membuat kita tersadar betapa pentingnya menjaga alam dan hutan Indonesia ini. Karena banyak alam yg justru menghasilkan potensi ekonomi di sana tapi terancam oleh kerusakan hutan yg disebabkan oleh prilaku manusia. Maka kita salah satunya yg mesti menjadi bagian yg peduli akan hutan dan alam itu.
ReplyDeleteIya memang tanpa kita sadari, kitanya seperti tega membiarkan hutan dalam keadaan yang kurang baik ya, karena adanya deforestasi ini.
ReplyDeleteHayuuk selamatkan hutan dengan bekerja sama
Lagu Dengar Alam Bernyanyi ini bagus, mudah dipahami, anak-anak suka banget nyanyiin.
ReplyDeleteayoo selamatkan hutan, selamatkan lingkungan kita karena kita juga yang akan merasakan dampaknya
ReplyDeleteLagunya syahdu bikin aku makin tergerak untuk mencintai alam terutama hutan. Kalo aku pribadi sih memang suka bgt hutan yaitu hutan pinus. Tentram bgt kalo healing di hutan pinus
ReplyDeletebanyak ya, mbak cara yang bisa digunakan untuk tetap melestarikan alam kita seperti menanam pohon di rumah dan juga mendengarkan lagu yang keuntungannya didonasikan untuk hutan kita
ReplyDeleteSenang banget dengerin lagu ini, seru dan easy listening. Jadi salah satu playlistku juga di setiap aktivitas. Pesan yang disampaikan juga deep banget
ReplyDelete