Intip Pesona Pantai Marina Kalianda, Lampung Rasa Bali
Beberapa waktu yang lalu, saya dan rombongan teman kantor melakukan refreshment teacher and staff. Kebetulan saya menjadi bagian pantia yang mempersiapkan refreshment ini. Sebenarnya agenda ini merupakan agenda yang tertunda, karena sebelumnya kami harus mempersiapkan borang akreditasi.
Setelah visitasi selesai, kami langsung membuat proposal agar dapat melaksanakan refeshment yang tertunda itu. Pertama-tama kami yang menjadi pantia melakukan rapat untuk menentukan pantai mana yang akan kami tuju.
Kenapa pantai? Yah pantai selalu menjadi tempat pilihan kami untuk refeshment. Alasannya tentu karena pantai merupakan destinasi wisata yang dapat ditempuh menggunakan bus. Kami sepertinya tidak mungkin memanjat gunung atau pergi ke wisata air terjun. Karena medannya cukup sulit dan sebagian rekan pasti akan keberatan.
Setelah berdebat sengit, mempertimbangkan keterjangkauan lokasi maupun biaya, akhirnya Pantai Marina menjadi pilihan kami. Saya sangat senang mendengar keputusan destinasi wisata ini. Karena saya belum pernah pergi ke Pantai Marina. Dan saya melihat banyak postingan bersliweran di sosial media tentang Pesona Pantai Marina Kalianda.
Namun, perjuangan panitia belum berhenti sampai memutuskan destinasi wisata. Kami masih harus menyusun proposal dan memastikan berbagai hal agar refreshmen ke Pantai Marina Kalianda ini mendapat persetujuan. Pertama-tama, teman saya Milla Khoriunnisa bertugas memastikan biaya masuk, medan yang akan ditempuh, tipologi pantai dan listrik.
Sementara saya dan teman yang lain membantu menyusun anggaran biaya lainnya. Seperti bus, tol dari Metro ke Kalianda, konsumsi, snack, dan lain-lain. Adapula yang bertugas mencari agen travel yang sekiranya cocok dengan anggaran kami.
Alhamdulillah, proposal ini mendapat persetujuan. Kami akhirnya dapat melaksanakan refreshment teacher and staff ke Pantai Marina Kalianda pada hari Sabtu. Saya masih ingat, sebelum hari Sabtu yang kami tunggu-tunggu ini tiba, saya sangat hectic sekali.
Karena ada beberapa pekerjaan freelance yang sudah saya terima dan harus diselesaikan, belum lagi saat itu saya menstruasi hari pertama. Saya juga harus menyiapkan beberapa perlengkapan untuk kelangsungan acara refreshment ini, karena saya juga diberi amanah untuk menyiapkan acara.
Jumat sore, setelah menyiapkan perlengkapn yang besar-besar, saya pulang dengan gontai karena sangat hectic. Saya masih harus mencari list music untuk bebunyian di pantai nanti. Harus men-download karena mengantisipasi jika di Pantai Marina tidak ada sinyal. Kemudian finishing rundown agar acara besok berlangsung tepat waktu dan efisien.
Beruntung saya dibantu oleh suami untuk men-download musik yang sekiranya cocok untuk seru-seruan di Pantai. Oh ya, for your informatian, dalam agenda refreshment ini kami tidak diperkenankan untuk membawa anggota keluarga. Tujuannya, agar kita dapat menguatkan bonding antar rekan kerja secara maksimal. Dengan berat hati saya meninggalkan suami tercinta untuk bersenang-senang bersama teman-teman. Hahaha.
Sabtu pagi akhirnya datang juga, hari yang sudah kami tunggu-tunggu. Dengan sisa-sisa lelah diujung weekday, ditambah nyeri menstruasi, saya tetap semangat mempersiapkan keberangkatan menuju Pantai Marina. Kali ini adalah perlengkapan personal yang harus saya siapkan.
Sekitar pukul enam pagi, suami mengantar Teh Tarik kami yang juga sudah dipesan panitia. Alhamdulillah, refreshment kali ini memang membawa berkah. Sudah jalan-jalan gratis, dapat lokak rezeki lagi. Hahahaha. Setelah itu, suami kembali ke rumah untuk gantian mengantar saya ke Sekolah.
Sekitar pukul enam lewat beberapa menit saya tiba di sekolah dan menyaksikan Bus Sumex sudah termpampang nyata di pinggir jalan depan sekolah. Sudah ada beberapa teman yang datang, tapi masih ada yang sedang dalam perjalanan. Sambil menunggu semua datang, saya membuka bekal sarapan yang sudah saya wadahi tadi pagi.
Nasi pecel, lengkap dengan sayuran bayam dan tauge, ditambah ikan asin tipis-tipis yang digoreng kering. Sungguh nikmat sekali, saya menyantapnya dengan harapan tidak lemes atau tidak mabuk karena telat sarapan. Sayangnya saya tidak sempat mengabadikan bekal sarapan kala itu. Karena sudah terlalu hectic.
Sekitar pukul tujuh, semua rombongan telah masuk ke dalam bus. Kami akan menempuh perjalanan Metro-Kalianda selama kurang lebih dua jam via tol. Seperti biasa, perjalanan kami tidak pernah sepi. Waktu perjalanan dua jam sungguh tidak terasa karena dihabiskan dengan karaoke bersama di bus. Refreshment sudah dimulai.
Kami menertawakan setiap lagu yang didendangkan oleh para volunteer, karena lagunya lintas generasi. Inilah yang menjadi keseruan perjalanan kami refreshment di Pantai Marina Kalianda.
Pukul sembilan pagi, bus kami memasuki Kalianda Resort. Ternyata pantai Marina satu arah dengan pantai M-Beach dan Grand Elty Krakatoa Resort. Kebetulan saya sudah pernah berkunjung di kedua pantai tersebut, ceritanya dapat dibaca pada artikel lainnya. Namun, jalan masuk menuju Pantai Marina ini cukup jauh dan menantang untuk bus. Jalanan sempat, hanya dapat dilewati satu mobil. Bus kami termasuk bus besar dengan kapasitas 50 orang. Sebuah perjuangan untuk melihat lukisan indah Tuhan.
Kami melintasi kawasan perkampungan, tapi saya tidak paham seberapa jauh. Jalanan menanjak dengan banyak pepohonan di tepinya. Berkali-kali bus kami menyapu ranting pepohonan yang berada di pinggir jalan. Beruntung tidak ada persimpangan sesama mobil. Mungkin karena masih pagi. Jalanan betul-betul sempit, jika ada mobil dari arah lawan mungkin akan cukup menjadi masalah.
Sekitar tiga puluh menit, dengan merayap cukup pelan. Bus kami akhirnya sampai di depan pintu gerbang Pantai Marina Kalianda. Sudah ada beberapa petugas di sana, sepertinya memang sedang menunggu kami. Restu dan Milla turun untuk menyelesaikan urusan administrasi dan pembayaran tiket masuk pantai.
Dari pintu masuk Pantai Marina, kita langsung disambut oleh birunya laut yang berada di bagian bawah. Jadi kami seperti berada di bukit dan memandang hamparan biru laut. Ada satu-dua teman yang mencuri kesempatan untuk mengabadikan momen ini sebelum rombongan menuju ke Aula dekat pantai yang sudah kami booking sebelumnya.
Sumber gambar: Instagram pantai.marina.official |
Perjalanan singkat menuju bibir pantai dan Aula ini menurun sangat curam. Saya mengakui driver bus kami sangat piawai. Karena memang sangat menantang. Jantung saya berdegup kencang selama perjalanan singkat ini. Namun, setelah berada di kawasan bibir pantai, ketengangan kami mulai mereda.
Kami disambut oleh debur ombak yang sangat cantik, bebatuan dengan warna kontras yang menawan, hamparan pasir putih yang seolah memanggil ingin kita injak. Pantai yang sangat indah menurut saya. Saya beruntung datang ke Pantai Marina dengan keindahan seperti ini. Dua sampai lima tahun mendatang, belum tentu dapat menyaksikan keasrian yang sama.
Sumber gambar: Instagram pantai.marina.official |
Ini adalah penampakan aula yang kami booking sebelumnya. Cukup luas untuk kami tempati berempat puluh. Setelah sampai, kami langsung menurunkan barang-barang. Mempersiapkan agenda senam yang pertama, kemudian games, lanjut makan bersama, pembagian hadiah dan selanjutnya free time sebelum pulang.
Sebelum senam, kami mengabadikan foto terlebih dahulu. Agar wajah fresh sebelum terbakar matahari pantai dapat menjadi jejak terbaik. Tapi fotonya tidak begitu menunjukkan keindahan pantai Marina ya. Yah, namanya juga swadaya, di antara kami memang tidak ada fotografer andal. Kami bahkan menyiapkan refreshment ini secara mandiri.
Kemudian kami senam bersama sebagai pemanasan sebelum kegiatan selanjutnya. Setelah senam, tidak lupa kami mengisi agenda refreshment ini, agar menjadi lebih seru. Saya dibantu teman-teman yang bertugas di Sie Acara telah merancang beberapa permainan.
Permainan Seru di Pantai Marina
1. Tarik Ulur Rasa
Waw namanya udah mulai mengundang tanya ya. Nama ini sengaja kami buat agar permainan ini melekat pada ingatan teman-teman. Tekniknya sebenarnya mirip dengan tarik tambang. Bedanya, kami tidak menggunakan tambang tapi menggunakan kain jarik dan posisi pemain duduk bersila. Permainan ini seru sekali, apalagi menyaksikan para senior bertaruh dengan sisa-sisa tenaga mereka. Seru banget. Bahkan jarik yang kami gunakan sampai sobek-sobek. Saking pada ambis buat menang.
2. Berpijak Pada Kebenaran
Namanya agak seram ya. Hahahaha. Inilah kalau kita terlalu kreatif pokoknya buat nama tuh yang gokil-gokil. Tekniknya, ini seperti estafet tapi menggunakan kertas. Ini adalah permainan regu. Setiap regu terdiri dari tiga orang. Tiga orang ini harus bertanding berjalan menggunakan dua kertas menuju garis finish tanpa boleh menyentuh tanah. Cara menempuhnya bebas seperti apa, yang penting tiga orang berjalan atau berpijak tanpa menginjak tanah. Kecerdikan dan kecepatan menjadi penentu dalam permainan berpijak pada kebenaran ini.
3. Kursi Dansa
Hah maksudnya? dansa sama kursi gitu? Eits tenang dulu ya. Bukan dansa sama kursi. Permainan ini sebenarnya joget kursi seperti biasa. Ada kursi yang disediakan di tengah. Peserta mengitari kursi, musik di putar, kemudian setelah musik berhenti peserta berebut duduk di kursi. Peserta yang tidak dapat jatah duduk gugur dari permainan.
Saya akui permainan kursi dansa ini sangat seru. Saya sampai ngakak waktu jadi panitia. Mungkin karena teman-teman tidak jaim. Jadi all out semua. Joget ya joget maksimal lah. Jadinya lucu. Kursi dansa menjadi permainan terakhir kami hari itu. Karena tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.00, waktu istirahat, sholat, dan makan.
Kalau Bisa Ecofriendly Trip, Kenapa Tidak?
Berhubung saya sedang tidak salat, maka saya langsung menuju prasmanan untuk makan. FYI lagi, pada refreshment kali ini, kami mencoba komitmen minim sampah. Jadi konsumsi yang kami siapkan tidak menggunakan wadah sekali pakai. Makan seperti ini justru lebih nikmat karena kita bisa nambah lagi. Hahahaha.
Makan dengan cara prasmanan ini selain bisa meminimalisir sampah plastik, kita juga bisa meminimalisir sampah makanan. Karena kalau ada sisa bisa dimakan lagi. Kalau sudah ditata per porsi biasanya banyak yang nggak habis dan akhirnya di buang.
Wahh, bangga dengan perjalanan kami kali ini. Selain seru-seruan kami juga berkomitmen untuk meminimalisir sampah. Rasanya ada kepuasan tersendiri kalau sudah berkontribusi untuk bumi seperti ini.Yah, walaupun ini cuma aksi kecil, tapi kalau dilakukan secara konsisten pasti berdampak juga.
Setelah semua selesai makan, tiba saatnya pengumuman pemenang dan pembagian hadiah. Ini momen yang tidak kalah seru dari sebelum-sebelumnya. Karena refreshment kali ini juga bertabur hadiah. Selain hadiah pemenang adapula doorprize dan quiz berhadiah yang bisa kita dapatkan.
Ini salah satu keseruan kalau pergi bareng-bareng. Hadiah sudah seperti gula yang mengundang para semut datang. Walaupun hadiahnya nggak terlalu mahal. Tapi keseruan dan kemeriahannya itu loh yang akan menjadi kenangan tak terlupakan.
Tiba-tiba, mendung menghiasi langit pantai hari itu. Cuaca yang tadinya cerah, berubah menjadi mendung putih disusul dengan ratusan rintih hujan yang menyerbu tempat ini. Padahal setelah ini, agenda free time adalah agenda yang saya tunggu-tunggu untuk mengabadikan banyak foto di Pantai Marina.
Mau bagaimana lagi, barangkali ini bagian dari perubahan iklim yang sudah kita rasakan sekarang. Dimana cuaca dapat berubah sangat cepat. Padahal tadinya langit biru cerah, matahari juga mentereng, tiba-tiba hujan nggak berhenti-berhenti.
Sekitar pukul tiga sore, hujan mulai berhenti. Tapi langit masih tetap kelabu. Dengan sisa-sisa waktu, kami berusaha mengabdikan momen ini dengan maksimal. Mungkin kita perlu menyadari bahwa kamera terbaik adalah mata kita, dan penyimpanan terbaik adalah ingatan.
Tidak perlu terlalu berekspektasi tentang foto-foto terbaik, yang terpenting kita telah menikmati indahnya lukisan Tuhan hari itu. Supaya kelak, saat kita rindu, kita dengan bersemangat berkunjung ke Pantai Marina lagi.
Mungkin sekitar pukul setengah empat sore, rombongan kami bergegas meninggalkan pantai Marina dengan mengantongi banyak kenangan. Keseruan hari itu belum usai. Walaupun perjalanan ditemani dengan hujan deras dan kilat petir. Tidak mengurungkan niat kami untuk kembali berpesta di dalam bus.
Kami menyanyikan lagu "I Love You Beibeh" dari The Cangcuters yang sepertinya sudah menjadi lagu wajib saat kami melakukan perjalanan. Kemudian lagu "You're Still The One" dari Shania Twain dinyanyikan oleh salah satu senior kami. Dan sederet lagu galau-energik lainnya yang kami nyanyikan dengan sesuka hati.
Sungguh hari itu hari yang sempurna untuk dihabiskan bersama teman-teman. Teruntuk kalian yang dengan sukarela membaca kisah ini, kalian sebaiknya berkunjung ke Pantai Marina dan melihat secara langsung Pesona Pantai Marina Kalianda, kalian akan merasakan Lampung rasa Bali. Walaupun saya belum pernah ke Bali sih. Hahaha.
Semoga kalian dapat memetik hikmah dari cerita perjalanan kami. See you.
ngeliat warna biru laut dan langit bikin mupeeeng 🥺di Surabaya adanya pantai Kenjeran dan butek bener airnya hiks. kalo yang bersih harus ke Malang Selatan. rada effort juga.
ReplyDeletebtw, acara bondingnya seru juga ya mbak. bisa nih ditiru kalo lagi pergi rame-rame sama keluarga hehe
Wah senang sekali outing di pantai dengan berbagai acara yang seru. Saya masih belum jelas Pantai Marina ini persisnya di kota apa yach? Wah biru banget lautnya.
ReplyDeletepantainya bagusss bangettttt, apalagi menikmatinya bersama-sama. Pasti menyenangkan bisa menikmati suasana pantai dg lautan biru bersih seperti itu bersama team. Lampung Selatan memang oke oke klo soal pantai.
ReplyDeleteTapi dari foto2 di atas, udh kebayang kok mba, cantiknya pantai Marina ini 😍. Dan kliatan ga terlalu rame. Kec ada yg outing kantor bedalaah ya 😁.
ReplyDeleteAghhhh seruuuu acaranya. Aku JD inget pas msh ngantor, tiap THN ada budget juga utk outing. Dan mostly tiap THN cabang kantor pasti milihnya ke Bali, Krn pantai kan.
Aku blm pernah ke daerah Lampung. Tapi udh banyak lihat pantai2 di sana memang cantik, dan banyak yg berbatu karang besar yaaa. Sukaa sih liatnya... ❤️. Moga2 ntr ada waktu utk bisa road trip ke Sumatera dan mampir Lampung pastinya.
Pantainya mirip banget ama Kuta emang bener nih Lampung rasa Bali...pastinya nyaman dan bersih ya kak, aku mau ke Lampung akhir tahun entar coba mampir deh
ReplyDeletewah menyenangkan outbound dan refreshment di pantai Marina Lampung yang menyerupai Bali.
ReplyDeleteseruuu nih kalau akhir tahun liburannya kesana, bisa jadi list untuk rekomendasi liburan di akhir tahun bareng keluarga
ReplyDeletebaca tulisan ini saya jadi kangen kegiatan outing bareng temen kantor deh hehe. walopun sekarang bukan pekerja kantoran lagi tapi memori outing bareng teman kerja dulu selalu melekat di ingatan.
ReplyDeleteWah keren Mbak bisa ngetrip acara besar dengan berusaha tetap minikm sampah. Salut sama panitia yang menginisiasi ide ini. Meski bawaan jadi banyak, tapi tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan ya
ReplyDeleteMumpung bentar lagi liburan nataru jadi pingin ikutan liburan juga, udah lama saya nggak liburan ke pantai apalagi kalau cuacanya lagi cerah pasti tambah happy dan semangat berenang ke pantai hehehe .
ReplyDelete(Alya)
Semoga naturalnya Pantai Marina terus terjaga, karena eksotisnya akan selalu memberi kesan berarti buat para pengunjung. Apalagi ini cocok Cok banget ya jadi destinasi pilihan
ReplyDeleteWaaah asiknya, sering melintasi Kalianda etapi belum pernah mampir k tempat wisatanya. Lampung memang bagus.
ReplyDeleteKalianda memang cantik dan ternyata punya banyak daya tarik lain. Tapi memang momen momen bersama ini yang ga akan terlupa dan akan tetap dikenang sepanjang masa
ReplyDeleteSeru banget gathering-nya. Nggak cuma sendiri-sendiri menikmati pantai, ada acara permainan dengan namanya yang unik-unik bikin hubungan lebih erat. And sebetulnya sudah beberapa kali ke Lampung tapi belum pernah wisata, apalagi ke pantainya. Tandain dulu Pantai Marina Kalianda ini.
ReplyDeletePantai selalu bisa bikin rileks ya. Saya juga lebih suka pantai drpd suasana gunung. Ternyata tak kalah cantik pantai di Lampung
ReplyDeleteMbaak salur banget sama inistai feminim sampah nya. Aku yakin ga mudah melakukan itu dalam skala lebih besar dari keluarga.
ReplyDeleteBtw pantainya indah sekali. Di Jakarta ngga ada pantai, udah lama g Ake pantai.
refreshment buat para guru ini terkonsep dengan baik banget nh mbak, sukaaa. aku selama ini kalau dengar teman guru mau refreshment itu kebanyakan cuma pada mau jalan2 aja. padahal harusnya waktu itu yg cocok untuk merefresh ide untuk kemajuan sekolah yaa. keren juga ini konsep minim sampah pula. semoga refreshmentnya memberikan ide2 cerah untuk kemajuan sekolah ya mbak
ReplyDeleteDuh, jadi kangen outing kantor. Semenjak resign aku jadi jarang liburan, huhu
ReplyDeleteSeru banget kalau jalan rame-rame tuh.