Pentingnya Peran Generasi Muda Menjaga Bumi Indonesia
Pada usia 20-30an, hal apa yang menjadi prioritas kalian? Karir? Relationship? Atau hobi? Usia ini boleh dikatakan sebagai usia paling produktifnya manusia. Tapi di samping itu, hidup juga makin kompleks dan padat. Belum lagi distraksi dari luar yang kadang membuat kita yang berada di usia-usia ini mudah terjangkit sindrom membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Setidaknya itu yang terkadang saya rasakan di usia 25 tahun ini.
Gara-gara sering ngeluh tentang kesehatan mental karena melihat banyak teman-teman yang lebih sukses. Generasi sekarang, generasi muda atau lebih spesifiknya disebut generasi Z dianggap sebagai generasi yang semakin lemah dibanding generasi-generasi sebelumnya. Generasi sebelumnya dianggap lebih kuat, gigih, dan pekerja keras seperti baby boomer.
Saya sendiri tidak bisa sepenuhnya mengamini hal itu atau sepenuhnya menyangkal. Saya selalu ingin berada di tengah-tengah. Apalagi naluri generasi muda yang ada di dalam diri saya sama sekali tidak ingin diremehkan. Meskipun terlihat kurang bekerja keras saya yakin generasi sekarang punya banyak kekuatan untuk berperan dalam berbagai permasalahan umum, misalnya saja lingkungan.
Setelah kurang lebih tiga tahun tertarik dengan isu lingkungan, saya makin yakin tentang pentingnya generasi muda menjaga bumi Indonesia. Belajar kelestarian lingkungan dan alam ini membuat saya semakin kenal dengan lingkungan saya juga kekayaan alam di Indonesia.
Setelah mengenali situasi lingkungan dan alam negara ini pada akhirnya saya juga mengenali bagaimana dampaknya ketika bumi Indonesia terus terdegradasi. Mulai dari dampak ekonomi, pangan, energi, udara sampai bencana alamnya.
Dampak Krisis Iklim Terhadap Pangan
Barangkali kita sudah sering mendengar tentang dampak krisis iklim terhadap pangan. Ketika iklim menjadi tidak menentu dan sulit diprediksi seperti semula, petani akan kesulitan menentukan masa tanam. Kesulitan itu tentu mengakibatkan resiko yang lebih besar terhadap gagal panen. Kegagalan panen sudah pasti akan berimbas pada naiknya bahan pangan.
Tapi ternyata dampak krisis iklim terhadap pangan tidak hanya sebatas itu. Sebagai generasi muda sekaligus konsumen terhadap bahan pangan kita juga harus paham tentang sustainable food consumtion. Bagaimana proses makanan dari hulu ke hilir.
Pada Online Gathering Eco Blogger Squad yang bertema "Semangat Orang Muda Menjaga Bumi Indonesia" bersama komunitas @eathink.movement kami belajar bersama tentang Sustainable Food System.
Tiga kunci utama dalam konsep makanan yang berkelanjutan terletak pada pertanian yang berkelanjutan, tantangan gizi dan sisa makanan. Artinya, kita sebagai generasi muda sekaligus konsumen harus paham bagaimana dampak pertanian yang kurang berkelanjutan pada lingkungan. Kemudian bagaimana nilai gizi makanan yang kita konsumsi juga turut mendukung pertanian yang berkelanjutan. Karena kenyataannya terlalu banyak makan makanan yang frozen atau cepat saji memiliki gizi yang lebih rendah dan kurang mendukung ekonomi lokal.
Sebagai generasi muda kita harus paham betul, bahwa makanan bergizi juga banyak tersedia di pasar lokal dari petan-petani lokal. Dibandingkan dengan makanan cepat saji makanan lokal mengandung lebih banyak nutrisi dan lebih sustainable. Kemudian, sisa makanan sehari-hari juga menjadi kunci yang tak boleh kita lupakan. Bagaimana kebiasaan makan kita harus dimanajemen sedemikian rupa agar tidak menyisakan banyak sampah makanan yang berdampak langsung pada lingkungan.
Bicara tentang sustainable food consumtion kita juga akan dihadapkan dengan isu krusial stunting yang kini juga menjadi sorotan pemerintah. Ketika generasi muda paham akan nilai nutrisi terhadap suatu makanan, ia akan memilih makanan yang lebih berkualitas untuk tubuhnya, ketimbang makanan enak yang sebenarnya tidak memberikan banyak nutrisi bagi tubuh.
Lebih jauh lagi, bicara tentang sustainable food consumtion, kita juga akan paham adanya produksi pangan seragam yang tidak menjaga diversity pasti akan menemui titik deforestasi. Hal ini sudah tentu akan berdampak besar pada bumi Indonesia.
Peran Generasi Muda Menjaga Bumi Indonesia, Menaikkan Produk Lokal
Kalau membahas pentingnya mengonsumsi produk lokal, hal ini sangat berkaitan erat dengan peran generasi muda menjaga bumi Indonesia yang dilakukan oleh komunitas pemuda di @skelas.siak. Sentra kreatif yang digerakkan oleh orang muda melalui kerja sama multipihak untuk mengembangkan inovasi produk lokal sehingga mewujudkan kelestarian alam dan budaya serta kesejahteraan bersama.
Komunitas yang sangat menginspirasi bagi saya, bagaimana generasi mudanya aktif berperan mempromosikan produk lokalnya. Bahkan sampai kabupatennya mendapat label kabupaten hijau. Mereka aktif melakukan promosi dan komunikasi membangun narasi pusaka, lestari, inkubasi, akselerasi, dan agregator untuk produk-produk lokal.
Sebagai contoh aksi nyata mereka yang mengagumkan adalah mereka berinisatif memanfaatkan bekatul untuk bahan bolu kemojo, yang sebelumnya bekatul tidak dimanfaatkan. Hal ini dapat menambah nilai ekonomi dari sisa olahan padi dengan menghasilkan bolu kemojo yang gluten free dan rendah gula.
Ide-ide kreatif semacam inilah yang semestinya menjadi inspirasi bagi generasi muda. Bagaimana generasi muda memetakan potensi lokal wilayahnya masing-masing. Sehingga dapat menghasilkan produk yang memiliki daya saing. Dengan begitu ekonomi lokal akan merangkak maju dan diversity yang ada akan mempercantik hasil bumi Indonesia.
Saya berharap suatu hari juga bisa menjadi seperti mereka, atau harapan itu juga dapat diwujudkan oleh teman-teman yang membaca postingan ini. Pasti akan lebih menyenangkan jika dapat bergerak bersama mendukung bahkan menaikkan produk-produk lokal.
Generasi Muda Harus Paham Bioenergi
Pada sesi terakhir Online Gathering kami belajar tentang bioenergi bersama Trend Asia. Ini juga menjadi salah satu topik yang sangat menarik terutama bagi generasi muda seperti kita. Sebagai generasi muda tentu kita harus paham betul asal muasal energi yang kita gunakan sehari-hari itu dari mana. Ketika kita tahu asalnya, kita juga mungkin akan tahu dampak energi yang tidak ramah lingkungan terhadap lingkungan dan keberlanjutan hidup.
Satu hal yang paling menarik adalah wacana penerapan bioenergi co-firing. Co-firing merupakan metode oplos batubara dengan biomassa di PLTU Indonesia. Sekilas memang terasa transisi ke energi terbarukan. Tapi jika dipahami lebih dalam lagi metode ini berpotensi besar mengalihfungsikah hutan alami Indonesia menjadi tanaman monokultur. Sudah pasti adanya deforestasi. Rasanya langsung terbayang ancaman pada banyak hewan dan tanaman endemik khas hutan Indonesia.
Belum lagi emisi yang dihasilkan dari pembakaran serat kayu (biomassa). Apakah benar-benar bersih dan berpihak pada kelestarian hutan dan kelangsungan hidup masyarakat lokal? Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan sendiri bukan?
Sebagai seseorang yang berangkat dari keawaman, belajar tentang transisi energi membuat saya excited tentang perubahan energi yang lebih ramah lingkungan. Sehingga tidak ada rasa bersalah jika terus-terusan menggunakan Air Conditioner (AC) saat musim kemarau seperti sekarang. Tapi apalah daya, kadang langkah tersebut terasa sangat jauh jika generasi muda sendiri belum banyak memiliki kesadaran akan hal ini.
Bersama-sama #EcoBloggerSquad yuk jadi generasi muda yang punya peran untuk menjaga bumi Indonesia ini. Karena masih banyak sekali PR yang harus kita kerjakan untuk menuju gaya hidup yang benar-benar ramah lingkungan. Jika ada lebih banyak orang yang memiliki kesadaran, maka langkah juga niscaya akan terasa semakin ringan.
Salut sama komunitas @skelas.siak yang berinovasi menggunakan bekatul untuk dijadikan produk bolunya ka. Kepikiran ya jadiin bahan baku bekatul jadi olahan bolu yang ada nilai ekonominya buat warga sekitar. Keren
ReplyDeleteMakanan cepat saji atau processing food memang mengandung resiko nutrisi bisa rusak bahkan hilang. Apalagi kalau kita masaknya diangetin melulu, bisa tambah parah. Belum lagi behind the scene pembuatannya bisa jadi ada ngaruh ke lingkungan.
ReplyDeleteJaman dulu dapatin makanan yang lebih sehat jauh lebih gampang. Masa kecil saya jajanan yang umum singkong, pisang, ubi, kedelai dll paling cuma digoreng atau dikukus. Jaman sekarang kreasi jajanannya banyak yang tinggi gula, minim serat dan mungkin minim nutrisi. Ya ada sih sekarang yang jual singkong goreng, tapi dicampuri keju, skm, coklat tinggi gula, teh ijo dll yang menurut saya udah rasanya aneh, mahal, beresiko obesitas. Belum lama juga beli es teh lemon, kirain lemonnya fresh ternyata pakai lemon bubuk.....
Semoga ada lebih banyak lagi gerakan lainnya seperti ecoblogger squad yang peduli akan masalah lingkungan. Bagaimanapun generasi muda adalah tonggak untuk terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik.
ReplyDeleteMenarik sekali artikelnya. Poin pentingnya ada di pertanian yang berkelanjutan.
ReplyDeletePada titik ini pemerintah sudah ada upaya yang baik untuk memanajemen pengelolaan pertanian. Dengan dibuatnya bendungan-bendungan, irigasi dan prasarana penunjang lainnya bisa meminimalisir gagal panen akibat kekeringan dan meningkatkan hasilnya.
Di sisi lain SDM yang mau berkontribusi untuk mewujudkan swasembada pangan juga seharusnya bisa diupayakan dengan baik. Kalau nggak, beberapa tahun ke depan sudah gak ada petani lagi. Sudah gak ada generasi pengganti sesepuh. Supaya SDM dan SDA dan prasarana bisa berjalan beriringan.
Salut dg upaya-upaya menjaga bumi yg dilakukan orang-orang muda termasuk.komunitas keren yg satu ini. Terima kasih sudah berbagi kisah inspiratif ini ya..
ReplyDeleteSekarang memang banyak banget jenis junkfood bermunculan sampai saya pribadi kerasa banget jauh dgn makanan bergizi yg memenuhi kadar keperluan tubuh, baru deh setelah lambung problematik mulai kontrol makan. Emg berkah sihat bakal kerasa banget setelah nikmat makan dicabut.
ReplyDeleteyukl tunjukkan kalau kita peduli. bawa selalu tas belanja dan botol minum untuk mengurangi plastik. mulai menanam tumbuhan di rumah, baik di pot ataupun pohon. contohkan kebaikan terhadap lingkungan ini kepada adik, anak dan orang sekitar kita.
ReplyDeleteNegara Indonesia adalah negara dengan kekayaan bumi yang sangat beragam, termasuk kekayaan hutannya yang menjadi paru-paru dunia. Ini yang harus jadi poin penting bagi pemuda Indonesia untuk bisa menjaganya.
ReplyDeleteUlasannya keren banget! Kita generasi muda penerus bangsa, generasi yang berperan dan diandalkan. Semoga bumi ini masih bisa kita jaga dengan baik untuk masa depan yang lebih baik.
ReplyDeleteSemoga muncul lebih banyak inisiatif sejenis dengan ecoblogger squad yang memperhatikan isu-isu lingkungan. Kita tidak bisa mengabaikan bahwa generasi muda memiliki peran kunci dalam mendorong perubahan positif ke depan.
ReplyDeleteHal kecil seperti mengajarkan anak membuang sampah pada tempatmya juga termasuk langkah kecil berdampak besar ya kak
ReplyDeleteMeskipun dikata generasi sekarang lebih rapuh, tapi banyak juga sisi baiknya, mereka lebih kreatif dan inovatif. Udah mulai banyak anak muda yang maju untuk membuat program menjaga bumi. Semoga makin banyak yang mengikuti
ReplyDeleteKeren yaa inovasi dari komunitasnya bisa menjadikan bekatul jadi bolu kemojo yang gluten free dan rendah gula pula. Perlu banget hal-hal kaya gini tuh bisa diikuti oleh banyak anak muda di Indonesia, biar kita bisa sama sama menjaga Bumi.
ReplyDeleteApalagi soal bioenergi ini saya minim pengetahuan, selama ini yang aku paham bioenergi dari olahan kotoran hewan. Tapi makin kesini makin tidak mendengar informasi bioenergi hal ini menyebabkan saya buta informasi
ReplyDeleteSalut banget dengan anak muda sekarang yang masih memikirkan kebaikan untuk sesama. Bukan hanya untuk kesejahteraan manusia, tapi juga hewan dan ketahanan pangan.
ReplyDeleteTransisi energi memang jadi salah satu ide yang digaungkan untuk atasi dampak perubahan iklim. Yuk kita lakukan juga
ReplyDeleteSebenernya menjaga bumi itu gak susah kalau sudah terbentuk habitnya. Dimulai dari hal-hal sederhana setiap harinya. Aku juga lagi mulai belajar untuk pelan-pelan ikut andil menjaga bumi. Soalnya sedih banget dengan kondisi bumi sekarang, huhu
ReplyDeleteAnak muda punya peran penting bgt thp isu perubahan iklim ini. Soalnya masa depan itu jadi tanggung jawab mereka. Salut bngt sm anak muda yg mau ambil aksi nyata utk berkontribusi buat lingkungan.
ReplyDeleteGenerasi Muda sebenarnya punya semangat untuk menjaga keberlangsungan pangan, buktinya banyak startup dibilang pertanian yang diinisiasi oleh anak muda. Semangat terus untuk anak muda.
ReplyDeleteGenerasi muda sekarang harus paham ya tentang lingkungan, dan harus aware menjaga lingkungannya, hebat juga banyak yang langsung ambil aksi
ReplyDeletememang sudah sewajarnya generasi mudah aware dengan isu ini
ReplyDeleteSejak suamiku fokus soal pangan, emang ya pertanian ini perlu banget didukung soalnya ini emang kebutuhan pokok manusia. Kalau ketersediaan pangan aman. Alhamdulillah
ReplyDeleteBisa ya bekatul jadi bolu? Keren banget ih kreatif. Memang utk menjaga alam ini kita butuh kreatifitas dan harus dimulai dr diri kita sendiri.
ReplyDeletedulu salut sama fighting nya anak desa, saya pikir, hidup dengan memahami proses bahkan dari mana makanan kita berasal membuat seseorang lebih memperhatikan lingkungan, tidak hanya berpikir untuk dirinya sendiri, semoga semakin nge trend gaya hidup ramah lingkungan ini
ReplyDeleteMenjaga alam bukan hanya generasi muda saja kak,
ReplyDeleteSemua kalangan wajib menjaga lingkungan, contoh yang ada disekitar kita dulu, Buang sampah pada tempatnya dan menghemat listrik, .
Tidak hanya untuk masa depan, peran penting menjaga lingkungan dan alam juga bisa dimulai tidak hanya dari generasi muda, namun juga seluruh manusia ya
ReplyDeletecara sederhananya bisa dengan cara menggunakan listrik secukupnya, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan juga tidak buang2 makanan
Generasi sekarang memang kudu cinta ama bumi ini yang sedang tidak baik-baik aja. Paling enggak kita makan sesuai dg kebutuhan. Jangan menjadikan makanan sebagai sampah. Selain mubazir, juga menyumbang gas yg bisa menyebabkan efek rumah kaca.
ReplyDeleteKeren nih SKELAS program-programnya, semoga lancar dan sukses terus. Apalagi kerjasama sama pemerintah, jd semakin bisa berkolaborasi dalam menjaga bumi. Jadi terinspirasi aku bacanya :)
ReplyDeleteSoal penggunaan energi, memang transportasi massal seharusnya bisa jadi solusi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dan potensi polusi. Semoga permasalahan dalam transportasi massa bisa segera diperbaiki.
ReplyDeleteBeruntung pula sekarang banyak pekerjaan yang bisa dilakukan by remote ya. Pe er selanjutnya menggunakan internet + gadget secara bijak, karena radiasi pun ada pengaruh buruknya pada iklim.
Generasi mudah harus paham dan sadar pentingnya menjaga kelestarian bumi. Karena bumilah satu-satunya tempat kita tinggal. Konsep hidup seperti eathink pun jadi sangat menarik untuk diimplementasikan walau tak mudah pastinya. Karena di tengah gempuran masakan "enak" di sekitar, kita harus tetap sada mana saja yang sesungguhnya baik dan sehat untuk tubuh dan lingkungan.
ReplyDeleteGenerasi muda adalah penerus bangsa
ReplyDeleteSudah selayaknya jika yang muda yang peduli pada bumi ya kak
Bijak dalam pemakaian sumber energi memang perlu, ya kak. Mulai dari pemakaian air sampai listrik. Karena di jaman sekarang yang serba praktis dan berkedok digitalisasi ini rasanya susah menghindar untuk tidak menggunakannya.
ReplyDeleteJadi pengin nyobain bolunya. Semoga makin banyak generasi muda yg kreatif kayak mereka dan bs menginspirasi para muda mudi lainnya untuk menjaga bumi.
ReplyDeleteAnak muda mesti giat bnget menerapkan eco friendly ini, seperti menjaga makanan kita yaa dgn tidak menyisakannya karna kalo sisa makanan numpuk lama2 akan menjadi gas rumah kaca yg itu artinya bakal merusak alam kita nihh, semoga kita semakin aware dgn bumi dehh.
ReplyDelete