Review Film Exhuma
Gara-gara timeline-ku isinya potongan video baeksang yang ngasih perhargaan ke Lee Do Hyun aku jadi penasaran pengen nonton film Exhuma. Pengen lihat sebagus apa aktingnya sampai dia dapat penghargaan best aktor melalui film itu.
Awal tahu Film Exhuma aku memang tidak begitu berminat menonton karena aku kurang suka genre thriller dan horor. Apalagi kalau nontonnya sendirian. Rasanya takut banget. Terakhir nonton genre ini yaitu Gyeongseong Creature karena penasaran sama akting Han So Hee dan Park Seo Jun.
Film Exhuma dibuka dengan situasi keluarga tajir yang asalnya dari korea tapi sudah menetap di AS. Mereka sedang mengusahakan kesembuhan seorang bayi yang merupakan anak dan cucu keluarga tajir tersebut. Dunia medis menyatakan anak tersebut tidak memiliki penyakit. Tapi dia sakit. Premis yang cukup familiar untuk masyarakat Indonesia bukan?
Lalu apa solusinya? Ya benar. Dukun. Seperti kebanyakan masyarakat Indonesia bukan? Beberapa film atau drama korea tidak jarang menampikan praktik perdukunan. Baru sadar negara semaju korea ternyata masih eksis juga praktik mistis perdukunan ini.
Lee Do Hyun berperan sebagai Bong Gil yang bermitra dengan Hwa Rim sebagai dukun yang dipanggil oleh keluarga tajir tersebut untuk menganalisa apa yang terjadi dalam tubuh si bayi. Mereka berdua menyimpulkan sang bayi diganggu oleh ruh nenek moyangnya. Solusinya dengan memindahkan makam kakek dari bapak si bayi tersebut. Itulah mengapa film ini berjudul Exhuma.
Exhuma atau exhumanation memiliki arti membongkar makam. Bong Gil dan Hwa Rim bekerja sama dengan ahli pemakaman Ko Young Geun (Yoo Hae-jin), dan seorang pakar feng shui Kim Sang Deok (Choi Min-sik). Aku sendiri kurang paham dengan istilah Feng Shui tapi kalau aku cari di google ilmu merupakan ilmu yang diwariskan oleh masyarakat Tionghoa untuk mengatur keseimbangan kehidupan manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Awalnya si ahli Feng Shui ini menolak karena menilai ini pekerjaan yang beresiko. Tapi temannya membujuk karena imbalannya cukup besar. Akankah pemindahan makam itu berjalan sesuai rencana? Apakah benar sang bayi sembuh saat makam nenek moyangnya telah dipindah? Untuk tahu jawabannya silakan kalian menonton filmnya secara langsung ya.
Film Exhuma membawa penonton kembali ke masa lalu yang kelam, menggali kisah-kisah misterius tentang siluman Jepang yang terlibat dalam konflik antara Korea dan Jepang pada abad ke-16. Cerita ini mengajak penonton untuk merenungkan periode penting dalam sejarah Asia Timur.
Mereka diingatkan pada Perang Imjin yang memiliki dampak besar dalam sejarah kawasan tersebut. Berlatar belakang invasi Samurai Jepang ke dataran Korea, Exhuma menarik perhatian dengan kesamaan nama karakter-karakternya dengan beberapa tokoh aktivis kemerdekaan Korea Selatan.
Sebagai orang yang tidak terlalu suka genre misteri-horor seperti ini sejujurnya aku bingung apa bagusnya FIlm Exhuma sampai banyak orang memberikan pujian. Bahkan penontonnya juga cukup banyak. Terus aku juga mikir kayaknya Lee Do Hyun biasa aja kenapa dia bisa menang penghargaan.
Menurutku yang aktingnya bagus malah Kim Go Eun yang berperan sebagai Hwa Rim. Tapi entahlah, apa kapasitasku sampai mempertanyakan itu semua terlalu serius. Mungkin karena aku seleranya yang melow. Kalau lihat Le Do Hyun di The Good Bad Mother malah aku jatuh cinta sama aktingnya. Mungkin ini memang tentang selera.
Kalau kamu suka horor mungkin Film Exhuma harus kamu tonton. Karena isinya seram deh. Aku aja sampai kebayang-bayang terus. Itulah kenapa aku malas betul nonton film horor sendirian. Sekian dulu review Film Exhuma karena aku juga bingung ma nulis apa untuk mengomentari film ini. Tapi waktu nonton aku nggak bisa berhenti penasaran sih pengen tahu endingnya.
0 Response to "Review Film Exhuma"
Post a Comment