Review Buku Trias Muslimatika
Siang itu cukup panas. Tiba-tiba ponakan yang sedang berada di ruang tamu berseru. “Bulek ada temen bulek tuh.” Saya sedikit bingung karena biasanya kalau ada yang ingin berkunjung selalu whatsapp terlebih dahulu.
Setelah menengok dengan cukup kaget. Ternyata Mbak Luckty yang datang. Tumben sekali siang-siang ke rumah tanpa berkabar dulu. Rupanya dia datang membawa bungkusan berisi dua buku parenting. Tidak bosan-bosannya bestie saya satu ini bawa bungkusan ke rumah.
“Semua-semuanya mau dikasih deh perasaan” ujar saya. Karena sebelumnya dia juga sudah datang membawa bungkusan hadiah untuk saya yang baru melahirkan. Seperti biasa dengan santainya dia tertawa.
Jujur saya langsung jatuh cinta dengan sampul salah satu buku itu. Judulnya Trias Muslimatika. Kenapa judulnya trias, itu menjadi kata yang mewakili tiga topik utama yang dibahas dalam buku ini. Muslimah, Perempuan Berdaya dan Parenting. Porsi ketiga topik ini seimbang menurut saya, jadi membacanya pun tidak bosan.
Membaca bagian awal buku ini saya cukup senang dengan gaya penulisannya. Sekilas mirip tulisan saya di blog dengan gaya refleksi kehidupan. Semakin menaarik karena topik utamanya tentang pengalaman merawat bayi. Sangat relate sekali dengan situasi saya yang baru menjadi ibu dan meraba dunia parenting.
Walaupun ini bukan buku yang baru terbit, saya tetap antusias membacanya karena memang ada kecocokan situasi. Membaca buku ini juga membuat saya makin semangat untuk memiliki lebih banyak ambisi di tengah-tengah kerepotan menjadi ibu baru.
Seperti kebanyakan pengalaman hidup. Sudah tentu ada kisah kegagalan. Meskipun topik ini cukup klise, entah kenapa saya selalu senang membacanya. Rasanya selalu menarik menemukan beragam reaksi setiap orang menghadapi kegagalan.
Kaarena toh meskipun telah berkali-kali gagal. Kita tetap merasa jatuh saat hidup dihadapkan dengan kegagalan lagi bukan?
"Kita belajar untuk failing forward: setiap ada hal yang membuat kita jatuh, kita akan jatuh ke depan dan membuat kita bisa melangkah lebih jauh." hal 41
"...resiliensi bukan hanya mengenai sanggup menghadapi kegagalan dan melewatinya, melainkan juga berani mengevaluasi dan mengambil pelajaran untuk agar tidak lagi jatuh ke lubang yang sama." hal 48
Saya sendiri sering merasa takut mereview kegagalan dalam hidup. Karena mungkin masih ada trauma di dalamnya. Tapi ternyata penting untuk mengevaluasi kegagalan kita itu. Supaya diri kita juga terlatih untuk berbenah. Kita sendiri yang berusaha menilai bagaimana agar diri menjadi lebih baik menuju apa yang sedang dicita-citakan.
"Apa yang lebih penting adalah kita yang berani untuk mengevaluasi diri dari kegagalan itu. Tantangan utamanya bukan hanya melewati kegagalan itu, melainkan apakah kita bisa meng-upgrade diri kita setekahnya." hal 51
Belajar Menjadi Ibu Berdaya
Banyak sekali penyesuaian dalam hidup saya ketika seorang bayi lahir dari rahim ini. Rasanya saya dipaksa menjadi seseorang yang berbeda dari sebelumnya. Meski sebelumnya berusaha mempelajari situasi ini, ternyata banyak hal baru yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Saya merasa sangat kelelahan padahal hanya fokus mengasuh bayi. Tidak memasak, mencuci dan bersih-bersih rumah. Lalu saya membayangkan bagaimana dengan mereka yang harus melakukan semuanya sendiri sembari punya pekerjaan lain untuk mendatangkan income.
Lalu saya jadi punya keinginan dan ambisi baru. Alasannya kalau orang lain bisa masa saya yang punya previlege tidak bisa. Maka saya juga harus bangkit untuk mengupayakan apa yang saya inginkan. Bila perlu saya harus memikirkan ambisi baru supaya hidup ini lebih semangat.
Belajar Tentang Pentingnya Stimulasi Pada Bayi
Saya lupa dibagian mana kalimat ini ditulis dalam buku.Tapi intinya anak akan tumbuh dengan baik bila dirawat, diberi makan, distimulasi dan di sayang. Karena penulis buku ini seorang dokter. Saya jadi lebih nyaman membaca tulisannya yang berkaitan dengan kesehatan dan perkembangan bayi.
Yang mulanya saya malas-malasan memberikan stimulasi pada bayi saya. Membaca buku ini saya jadi lebih semangat lagi untuk memberikan stimulasi yang ternyata sangat penting itu. Karena bila tidak distimulasi, akan ada potensi melalui keterlambatan perkembangan. Siapa sih yang tidak ingin bayinya mengalami perkembangan yang baik? Pasti semua orang menginginkannya.
Tentang ASI Ekslusif
Karena kebetulan saya juga sedang menyusui, topik tentang asi tentu menjadi hal menarik bagi saya. Nah saya baru sadar ternyata asi ekslusif itu hanya sampai enam bulan saja. Tapi kadang-kadang ada anggapan bahwa asi ekslusif itu harus sampai dua tahun.
Padahal setelah enam bulan, bayi sudah diberika Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang artinya ASI sudah tidak eksklusif lagi. Lalu, seorang ibu tidak perlu merasa bersalah jika mereka menambahkan sufor untuk menyambung ASI. Karena sufor juga sebenarnya tidak haram untuk bayi.
Setelah hampir selesai membaca buku ini. Saya langsung mencari penulisnya, Mbak Davrinda Rianda di Instagram. Saya penasaran bagaimana kehidupan beliau sekarang. Wah setelah melihat sosial medianya saya jadi semakin kagum. Tidak heran jika beliau menulis tentang bagaimana perempuan berdaya, karena ternyata dia juga sangat berjuang untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Di tengah segala kerepotannya menjadi ibu.
Terima kasih kepada Mba Luckty yang menghadiahkan buku ini untuk saya. Bukunya menjadi hiburan di tengah kesuntukan saya di rumah mengasuh bayi. Tapi sekaligus memberikan banyak insight untuk saya.
Judul Buku : Trias Muslimatika
Penulis : Davrina Rianda
Penerbit : Quanta
Pereview : Ririn Erviana
Kayanya bukunya menarik untuk dibaca. Penasaran dengan isinya seperti apa kak...
ReplyDeleteNewsartstory
Senangnya punya besti yang sebaik dan sepengertian itu yah.. apalagi sesuatu yang diberikan memberikan manfaat yang relevan dan untuk jangka waktu yang panjang. Btw.. selamat untuk kelahiran sikecilnya yah, kak :)
ReplyDelete'Failing forward' itu suatu istilah baru buat saya. Wah benar juga ya..pastikan kegagalan kita bermanfaat utk masa depan kita. Terima kasih sharing review bukunya mba.. Buku yg bagus nih!
ReplyDeletewah iya buku ini memang pas banget dibaca buat ibu yang baru melahirkan yaa. senang dong ya pastinya mendapat hadiah buku ini, mbak. btw ini mbak luckty yang pustakawan itu ya yang ngasih?
ReplyDeleteSabagai orang yang belum menikah, agak kaget melihat harga sufor, mahal banget!! Tapi pernah dengar kalau sebenarnya gak wajib ngasih sufor ke anak karena masih banyak makanan lain yang mengandung kalsium yang lebih tinggi. Katanya ada teori konspirasi klo sufor dan sejenisnya adalah produk yang dicap penting oleh si perusahaannya sendiri. Semacam berhasil membuat opini yang membuat customer percaya.
ReplyDeleteAssyik banget baca buku yang bisa memberikan insight buat kita apalagi informasi itu yang benar-benar sedang kita butuhkan. Sepeti buku trias muslimatika ini cocok banget untuk ibu baru
ReplyDeleteWuih bukunya bagus banget nih, muslim mestinya wajib punya
ReplyDeleteWalau di rumah saja, para ibu memang kadang gak sadar bahwa yang dilakukannya itu sebenarnya juga banyak sekali. Untuk me-recharge energi dan pikiran yang kadang lelah, membaca atau belajar ilmu baru dari buku seperti Trias Muslimatika ini biasanya membantu sekali ya. Ibaratnya seperti mendapatkan penyegaran atau sudut pandang baru.
ReplyDeletePengertian sekali nih Mbak Luckty nya itu. Membawakan buku yang cocok sekali tema dan bahasannya yg dibutuhkan ibu menyusui ya
ReplyDeleteSaya ikut menyerap juga ilmunya loh btw. Hehe...
Penasaran dengan semua isi Trias Muslimatikanya
Waw, review uang bagusss.
ReplyDeleteJadi nambah ilmu untuk yg belum menikah.
Saya paling suka kutipan ini Kak.
"... resiliensi bukan hanya mengenai sanggup menghadapi kegagalan dan melewatinya, melainkan juga berani mengevaluasi dan mengambil pelajaran untuk agar tidak lagi jatuh ke lubang yang sama."
Mengajarkan sekali kalau muhasabah di tiap peristiwa itu penting bgt.
Bukunya banyak memberikan pencerahan bagi ibu2 muda yang baru melahirkan memberikan spirit dan smngat
ReplyDeleteBanyak yah buku parenting jaman skrg, bikin semua ibu-ibu jadi melek ilmu dan gak tersesat lagi sama mitos atau kepercayaan kolot jaman dulu yang kadang gak masuk akal buat jaman skrg hehe
ReplyDeleteAku suka banget sama quote buku dr. Davrina Rianda
ReplyDelete"Apa yang lebih penting adalah kita yang berani untuk mengevaluasi diri dari kegagalan itu. Tantangan utamanya bukan hanya melewati kegagalan itu, melainkan apakah kita bisa meng-upgrade diri kita setelahnya."
Ini bisa menjadi renungan bagi kita semua bahwa setiap hari kudu menjadi orang yang lebih baik dari hari kemarin.
selamat atas status barunya sebagai ibu ya mba, enjoy the motherhood, semoga Allah mudahkan semuanya dan senantiasa bahagia dalam menjalaninya
ReplyDeleteMungkin bisa dibahas peran laki-laki dalam parenting, misalnya apa yang harus dilakukan saat memiliki momongan, bagaimana cara mensuport istri dalam merawat bayi.
ReplyDeleteAku malah fokus ke Mbak Luckty yang manis amattttttt bawain buku. BTW, selamat mengarungi samudra menjadi Ibu, Mbak!
ReplyDeleteSejak menikah dan punya anak aku sering ngumpulin buku parenting, belajar dari pengalaman ibu2 lain. Apalagi MPASI selalu update ilmunya. Seru ya baca buku ini
ReplyDeleteBukunya bagus nih buat nambah ilmu bagi ibu2 muda, buat aku juga karena perlu upgrade ilmu terus didunia MPASI karena cepat banget updatenya
ReplyDelete