Review Drakor Love Next Door
Akhirnya ada kesempatan nonton Drakor lagi setelah melahirkan. Masih ingat banget malam waktu melahirkan adalah episode terakhirnya Queen Of Tears, drakor yang lagi aku tonton kala itu. Setelah selesai dijahit masih sempat-sempatnya ngintip spoilernya. Terus baru benar-benar nonton kayaknya seminggu setelah lahiran. Tapi aku juga sempat nonton GyeongSeong Creature sama film horor Korea juga sebelum ini.
Tapi entah kenapa sepertinya sudah lama tidak menikmati nonton drakor. Dan Love Next Door hadir mengubah segalanya. *Eaaaa.
Begitu nonton episode pertama, aku langsung suka dan ini memang genre Drakor favoritku. Romantic Comedy alias Romcom. Seperti Drakor Romcom pada umumnya, pasti ada yang bilang kalau ceritanya mudah ketebak. Atau alurnya terlalu biasa. Karakternya nggak berkembang. Atau naskahnya kurang bagus. Tapi entah kenapa aku suka. Ringan aja gitu. Cerita yang bisa relate sama aku.
Love Next Door bercerita tentang Choi Seung Hyo seorang arsitek dan Bae Seok Ryu, perempuan yang baru saja resign dari pekerjaan mapannya di AS. Dua orang ini sahabatan dari kecil sampai dewasa. Sekarang umur mereka 32 tahun. Keduanya sama-sama sudah pernah menjalin hubungan percintaan yang serius dengan pacarnya masing-masing tapi ternyata gagal. Semua hampa.
Mereka berdua akrab lagi di usia dewasa dan terus mengungkit kehidupan masa kecil yang lucu. Yah memang bisa ketebak, mereka jadi dekat lagi dan benih-benih cinta mulai tumbuh di sana.
Satu isu yang menarik menurutku adalah bagian kehidupan Bae Seok Ryu yang terbilang sulit. Ia adalah perempuan berprestasi dari kecil. Ia punya pekerjaan yang bagus di luar negeri. Tapi ada lingkungan toksik yang membuat dirinya hancur. Kemudian dia pernah berjuang melawan kanker sendirian tanpa memberi tahu keluarga.
Setelah memutuskan berhenti dari pekerjaan yang terbilang keren itu, Bae Seok Ryu dengan sisa-sisa semangatnya yang dipupuk oleh sahabatnya, Choi Seung Hyo, berusaha menemukan apa yang ia gemari untuk melanjutkan hidup. Kalau aku bilang, Bae Seuk Ryu ini berusaha menemukan lagi ikigainya.
Akhirnya dia menemukan bahwa ikigainya adalah memasak. Dia suka melakukan itu. Dia melakukannya dengan tulus. Dia yakin itu akan menjadi bagian penting dalam hidupnya dan boleh jadi itu bisa jadi alasan dia melanjutkan hidup. Tapi ayah dan ibunya menentang keras, karena menyayangkan kompetensi yang dimiliki Bae Seok Ryu sebelumnya. Lagipula bekerja di dapur membutuhkan tenaga yang ekstra.
Sudut pandang orang tua Bae Seok Ryu ini ada benarnya juga. Apalagi Ayahnya yang pernah bekerja sebagai koki di restoran. Wajar sekali orang tua punya kekhawatiran seperti itu. Tapi banyak yang bilang kalau di sini orang tua Bae Seok Ryu kurang supportif dan cenderung malu kalau anaknya cuma jadi kayak ayahnya. Penonton yang punya penilaian seperti itu juga tidak salah. Karena banyak juga orang tua yang merasa malu kalau anaknya jadi seperti mereka.
Selain Choi Seung Hyo dan Bae Seok Ryu, Love Next Door juga dihiasi dengan romantika percintaan second lead yang terjadi antara Kang Dan Ho dan Mo Eum yang rumahnya sama-sama sampingan juga. Second lead ini tuh lucu banget dan ini juga jadi alasan aku suka nontonnya.
Menurutku kisah cinta second leadnya juga nggak kalah menarik. Ceweknya kerja jadi paramedis yang cowok jadi wartawan. Mereka lucu banget tapi aku agak sebel waktu Mo Eum menyatakan perasaannya tapi langsung ditolak mentah-mentah sama Dan Ho. Itu karena Dan Ho masih ingat sama kejadian di masa lalu dan takut nggak bisa menjaga komitmennya untuk menjaga tanggung jawab setelah insiden masa lalu yang sangat menyedihkan. Bagian ini aku nangis banget sih.
Aku juga menyayangkan kenapa isu ikigainya Ba Seok Ryu nggak terlalu ditampilin sedemikian sinematografis. Misalnya waktu dia menemukan kecap yang usianya 30 tahun. Atau ketika dia lagi kulineran bareng Seung Hyo dan menemukan makanan ontentik terus coba dikembangkan sama Bae Seok Ryu.
Tapi karirnya Choi Seung Hyo lumayan di highliat di sini. Bermula dari kegagalan besar menjadi atlet renang. Seung Hyo berhasil menemukan ikigainya sebagai arsitek. Dia mendapat banyak penghargaan atas karya-karyanya. Tapi jadinya sedikit berlebihan karena Seung Hyo digambarkan sedemikian sempurna sebagai laki-laki.
Hal menarik lainnya dari Love Next Door adalah persahabatan Emaknya Seok Ryu, Emaknya Seung Hyo dan kedua teman SMA mereka yang sahabatan dari SMA sampai tua. Mereka sering bertengkar dan tidak jarang saling memamerkan kesuksesan anak-anaknya. Tapi walaupun begitu mereka tetap rutin ngumpul bareng. Friendship goals banget sih menurutku.
Aku paling suka karakter bapaknya Seok Ryu. Dia tidak pernah gagal memerankan bapak yang sederhana, hangat dan kocak. Apalagi kalau sudah minum-minum bareng bapaknya Seong Hyo tambah lucu banget.
Love Next Door adalah drama ringan yang memberikan hiburan buatku di sela-sela jadi ibu baru. Hiburan kala anakku tidur dan aku istirahat paling tidak satu jam dalam sehari. Tapi walaupun kisahnya sederhana, Love Next Door sebenarnya mengajak kita untuk mulai memahami apa yang menjadi kecintaan kita dalam hidup. Tidak melulu soal kesuksesan besar, tapi hal-hal kecil yang kita cintai dan mau kita lakukan sampai tua nanti.
Aku merekomendasikan drama ini buat kalian yang sedang ingin menonton drama ringan. Tidak butuh teori berbelit-belit. Karena isinya memang mudah ditebak dan kita hanya menikmati gurauan keseharian saja. Tapi ini malah cocok banget untuk tontonan sepulang kerja atau sehabis melakukan sesuatu yang melelahkan.
Judul Drama : Love Next Door
Jaringan : Netflix
Jumlah Episode : 16
Genre : Romcom
Pemain : Jung Hae In, Jung So Min, Kim Ji Eun, Yoon Ji-on dkk
Pereview: Ririn Erviana
0 Response to "Review Drakor Love Next Door"
Post a Comment