Review Film Sabtu Bersama Bapak
Katanya 12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional. Kebetulan belum lama saya nonton film Ipar Adalah Maut yang cukup menggemparkan dunia ibu-ibu. Banyak yang kesal dengan Mas Aris. Tapi saya tetap tergila-gila sama Deva Mahenra. Maklum saya sudah lama ngefans sama dia sejak berperan sebagai Bastian di Tetangga Masa Gitu.
Saya iseng mengecek film Deva yang belum saya tonton. Baru teringat kalau belum nonton Film Sabtu Bersama Bapak ini. Sepertinya pas juga dengan momen Hari Ayah Nasional.
Film dibuka dengan adegan Bapak yang mendapat surat dari Yayasan Kanker diperankan oleh Abimana. Saya langsung nangis karena ingat Suami Kakak kami juga meninggal karena kanker. Ini menjadi duka yang mendalam terutama keluarga suamiku. Karena ibu mertuaku kehilangan dua menantunya sekaligus. Semuanya karena kanker.
Makanya saya merasa cerita film Sabtu Bersama Bapak jadi terasa dekat. Tapi di film ini, karakter bapak membuat banyak video untuk ditonton anak-anaknya. Sementara Mamahnya menjadwalkan hari menonton video bapak ini pada hari Sabtu. Jadilah Sabtu Bersama Bapak.
"Bapak akan sangat kangen sama kalian. Tumbuhlah dewasa, bukan sekadar dewasa usia, karena usia bisa sangat pendek, tapi juga dewasa jiwa. "--Bapak
Anak mereka dua laki-laki semua. Satya dan Cakra. Film ini lebih banyak menampilkan bagaimana pesan bapak pada kedua anak laki-lakinya terutama tentang menjalin relasi bersama pasangan dan bagaimana meraih kesuksesan di masa depan.
Satya sebagai anak sulung sepertinya telah benar-benar menginternalisasi nilai-nilai dan pesan yang disampaikan Bapak. Ia sangat hati-hati menjalani hidup. Ia jadi pribadi yang ulet dan terus merencanakan hidup dengan sebaik-baiknya.
Tapi sayangnya, Satya lupa bahwa masa sekarang juga harus dijalani dengan sebaik-baiknya sembari merencanakan kehidupan masa depan. Satya seperti taklid buta terhadap pesan-pesan bapak. Ini yang membuat istrinya harus menanggung beban ekspektasi maskulinitasnya Satya.
Dari sini saya jadi berefleksi tentang orang tua yang terlalu sempurna justru bisa berpotensi boomerang buat anak. Karena anak terobsesi untuk menjadi sesempurna orang tuanya. Dan itu mengerikan sekali. Karena dalam menjalani hidup ini kan kita tidak perlu jadi siapapun, cukup jadi versi terbaik masing-masing bukan?
Ada juga toksik feminisme yang muncul karena sosok mamah yang begitu sempurna di mata anak-anaknya terutama soal masakan. Sampai waktu mereka menikah, jadi tidak puas ketika istrinya tidak seenak mamah ketika memasak. Tidak ada salahnya punya ibu yang pintar memasak, tapi sudut pandang sebagai laki-laki semestinya diubah. Tidak semua perempuan harus jago masak seperti ibunya. Karena seperti halnya manusia biasa, setiap perempuan punya kelebihan yang beda-beda.
Kehidupan Satya banyak menampilkan pesan-pesan kehidupan yang serius. Sementara, kehidupan Cakra atau Saka lebih banyak ditampilkan yang lucu. Ini menjadi bumbu yang lezat dalam Film Sabtu Bersama Bapak ini. Apalagi Saka diperankan oleh Deva Mahenra yang sedari awal saya tunggu-tunggu kehadirannya.
Saya benar-benar sangat menikmati kehidupan Saka. Mulai dari bawahannya yang kocak karena selalu meledek Saka yang jomblo terus. Sampai akhirnya Saka bisa menjalin hubungan dengan perempuan yang dikaguminya.
"Menjadi lengkap itu bukan tugas pasangan kalian. Tapi tugas masing-masing." --Bapak
Menjalin hubungan itu butuh dua orang yang kuat. Dan untuk menjadi kuat, itu adalah tanggung jawab masing-masing." -- Saka
Kenapa saya senang betul sama Ernest ya. Mungkin karena saya juga cukup mengidolakan dia sebagai seorang komika maupun sutradara juga. Di sini dia cuma jadi peran pembantu tapi menurut saya aktingnya bagus. Jadi kangen sama film-filmnya Ernest yang sering menghadirkan banyak realitas sosial.
Film Sabtu Bersama Bapak sangat saya rekomendasikan buat teman-teman yang butuh tontonan hangat, seru, dan segar. Di dalamnya kita dibuat nangis, ketawa, kagum dan banyak belajar. Cocok sekali ditonton sama pasangan atau keluarga.
Ternyata Sabtu Bersama Bapak juga udah ada versi serialnya. Sayangnya Deva Mahenra nggak jadi pemerannya Saka lagi. Jadi saya urung menonton. Tapi kalau teman-teman berminat menonton Monggo kerso ya.
Judul Film : Sabtu Bersama Bapak
Pemain : Deva Mahenra, Ernest Prakasa, Arifin Putra, Ira Wibowo, Abimana, Acha Septriasa, Sheila Dara dkk
Durasi : 1 Jam 40 Menit
Layanan Streaming : Netflix & Video
Tahun Rilis : 2016
Pereview : Ririn Erviana
0 Response to "Review Film Sabtu Bersama Bapak"
Post a Comment