Home Sweet Loan: Drama Menyentuh tentang Impian dan Kenyataan Memiliki Rumah di Usia Muda
Sejak film Home Sweet Loan tayang di bioskop saya memang sudah ingin menontonnya. Tapi keinginan itu memang lagi-lagi harus dipendam. Saat ini belum bisa pergi ke bioskop karena ada si Bayi. Saya penasaran karena sudah pernah membaca novelnya. Apalagi film ini juga banyak diperbincangkan.
Ketika Home Sweet Loan sudah bisa kita nikmati di Netflix. Tentu itu berita baik buat saya. Akhirnya saya bisa nonton film ini. Secara garis besar Film Home Sweet Loan bercerita tentang Kaluna. Perempuan berusia 30an tahun yang sedang berjuang memiliki rumah impian. Kaluna bekerja di sebuah kantor dengan gaji sekitar UMR Jakarta.
Tekad Kaluna untuk memiliki rumah dilatar belakangi oleh situasi keluarganya yang harus tinggal bersama dalam rumah yang kecil. Kakak dan Abangnya yang sudah menikah dan punya anak masih tinggal bersama orang tua dan Kaluna. Walaupun garis besar ceritanya tentang itu. Home Sweet Loan sebenarnya juga bercerita tentang banyak hal.
Realita Kehidupan Manusia Kelas Menengah untuk Memiliki Rumah
Kaluna dan keluarganya bukan orang yang miskin. Mereka punya mobil dan tempat tinggal. Tapi boleh dibilang tidak nyaman. Idealnya pasangan yang sudah menikah dan punya anak segera bertempat tinggal sendiri atau punya rumah sendiri. Tapi itu tidak terjadi di keluarga Kakak dan Abangnya Kaluna.
Sementara Kaluna sebagai perempuan lajang dan bekerja sudah mati-matian menabung tapi belum juga bisa membeli rumah. Dengan tabungannya Kaluna hanya bisa beli rumah yang sempit sekali, rumah angker bekas mutilasi, rumah yang mepet rel kereta api, atau rumah yang airnya kotor sekali.
Film ini menghadirkan realitas sosial dari kelas menengah yang sulit sekali punya rumah. Walaupun uang tabungan Kaluna bisa saja sih kalau dibelikan rumah di pelosok desa. Tapi ini konteksnya hunian yang nyaman dan dekat dengan tempat kerjanya.
Kalau dipikir-pikir, mungkin orang tua kita dulu bisa lebih mudah punya rumah atau beli aset tanah dengan gaji dan pekerjaan yang serupa. Tapi sekarang memang nyatanya untuk beli rumah itu memang sulit sekali. Saya sendiri merasa kalau tidak tinggal bersama mertua mungkin juga sangat kesulitan untuk menabung beli rumah. Mentok-mentok KPR sampai belasan tahun.
Persahabatan yang Solid Walaupun Usia Sudah 30-an
Semakintua sirkel pertemanan kita semakin menyempit. Saya yang masih berusia 26 tahun saja sering merasa sepi. Karena teman-teman seumuran sudah sibuk masing-masing. Sudah tidak pernah lagi punya waktu untuk ketemuan, ngobrol, bahkan chatingan.
Tapi Kaluna, Danan, Tanish dan Miya. Mereka seumuran dengan status dan preferensi yang berbeda-beda. Tapi masih bisa ngobrol dan saling membantu masalah masing-masing. Seketika saya juga pengen punya sirkel persahabatan seperti mereka. Rasanya kangen juga sama teman-teman lama, pengen sekadar mengeluh digrup wasap seperti yang dilakukan Tanish dan Kaluna.
Pengen juga sekali-sekali dibantuin ngasuh anak sama sahabat yang masih single seperti yang dilakukan Danan dan Kaluna ke anaknya Tanish. Ah tapi ada nggak ya sahabat saya yang mau? Hehehe.
Walaupun semakin tua sirkel pertemanan semakin sempit. Tapi rasanya kita tetap butuh itu. Supaya ada tempat berbagi cerita dan kita nggak merasa sendiri menghadapi kehidupan dewasa yang ternyata sangat melelahkan ini.
Strategi Finansial Supaya Keinginan Beli Rumah Tercapai
Era sekarang memang susah sekali bagi anak muda untuk punya rumah. Tapi hal itu juga dipicu oleh gaya hidup mereka yang bolek dikatakan lebih boros dari generasi sebelumnya. Misalnya saja kebiasaan ngopi dan ngafe. Tidak terasa kebiasaan itu membuat seseorang jadi sulit menabung.
Kaluna yang punya tekad kuat untuk punya rumah sendiri memilih untuk selalu bawa bekal ke kantor. Jarang jajan, beli barang-barang nggak penting, baju baru, make up. Di film ini Kaluna digambarkan sebagai perempuan minimalis yang sangat sederhana. Terlihat kontras perbedaan Kaluna dan Miya. Kaluna yang wajahnya polos tak bermake up. Sementara Miya glowing ber-make-up.
Film Home Sweet Loan ini juga mengajarkan kalau kita menginginkan sesuatu. Kita juga harus belajar untuk menahan diri. Kalau kita terbiasa menahan diri kita bisa merasakan nikmatnya mencapai atau membeli sesuatu yang benar-benar kita inginkan dan bermanfaat untuk kita.
Kisah Cinta Orang Dewasa Seringnya Berakhir Sama Orang Terdekat
Orang dewasa yang lelah dengan lika-liku percintaan biasanya malas berkenalan dengan orang baru. Malas memulai siklus relasi percintaan yang kadang membosankan. Apalagi sebelumnya merasakan trauma kegagalan hubungan.
Saya melihat itu di sirkel pertemanan suami saya. Menjelang usia 30an dan belum menikah kadang membuat mereka bingung mau dekatin yang mana lagi. Kalau memulai dari yang tidak kenal rasanya terlalu malas. Ujung-ujungnya mencoba peruntungan sama teman lama yang memang sudah tahu sebelumnya.
Tapi malah ini jadi lebih sweet dan seru. Kita nggak perlu mencari tahu tentang kepribadiannya karena kita sudah kenal lama bahkan berteman akrab. Jadi paham banget bahkan sampai masa lalunya. Kadang penasaran juga sama mereka yang tadinya sahabatan berujung jadi jodoh. Rasanya gimana ya menikah sama teman sendiri. Lucu aja kalau dibayangin.
Penutup
Karena sudah baca novelnya saya sudah tidak penasaran dengan alur ceritanya. Saya penasaran sama pemainnya. Memang benar tentang imajinasi pembaca itu berbeda-beda. Saya merasa selalu kurang melihat para pemerannya. Tapi mungkin itu bukan karena pemilihan aktor dan aktrisnya. Melainkan karena saya punya imajinasi sendiri saat membaca dan itu terngiang-ngiang waktu menonton filmnya.
Baca Juga : Review Novel Hoem Sweet Loan
Nggak tahu kenapa saya merasa ganjal kenapa harus Derby Romero yang jadi Danan, bukan yang lain. Saya juga mikirnya Tanish itu nggak segemes Risty Tagor. Kalau Yunita Siregar sih menurut saya sudah oke jadi Kaluna. Apalagi dengan style-nya yang minimalis tapi malah memancarkan inner beauty-nya. Menggambarkan bahwa perempuan tuh boleh jadi sederhana dan nggak harus stylish.
Film Home Sweet Loan adalah film keluarga yang sangat hangat. Di dalamnya kita dibuat sadar tentang pentingnya mandiri finansial dan membereskan hal-hal kecil supaya tidak merepotkan orang lain. Ini film yang bisa kita tonton bersama keluarga. Percintaannya yang seperlunya membuat kalian yang belum menemukan tambatan hati di usia 30-an tetap semangat mengejarnya.
Judul Film : Home Sweet Loan
Pemain : Yunita Siregar, Derby Romero, Risty Tagr dkk
Sutradara : Sabrina Rochelle Kalangie
Jaringan : Netflix
Pereview : Ririn Erviana
Jadi penasaran pengen tonton yang gratisan di internet kayaknya ada, soalnya alur cerita nya bagus.
ReplyDeleteAku juga sama dah. Ekspektasiku soal Danan tuh bukan Derby Romero. Kayak, kureng aja gitu lho dia.
ReplyDeleteTanish juga harusnya bukan Risti Tagor sih. Hehehe....
Seru emang filmnya....saya aja sampai beberapa kali nonton. Saya kagum sama Kaluna yang disiplin dengan manajemen keuangannya hingga bisa beli rumah meski gajinya gak banyak² amat. Patut dicontoh oleh generasi muda lainnya.
ReplyDeleteWah sepertinya memang film yang bagus untuk ditonton nih ya. Relate dengan kehidupan masyarakat kekinian. Terima kasih sharing review nya ya. Jadi ingin nonton juga euy..
ReplyDeleteIni diadaptasi dari novel bukan sih. Aku pernah cari bukunya di ipusnas waktu itu. Hehehe.. Jadi penasaran sama filmnya karena ya novelnya tuh booming banget. :D
ReplyDelete