Milly & Mamet (2018): Spin-off AADC yang Penuh Kejutan, Worth It Ditonton?
Sudah lama sekali saya pengen nonton Film Milly dan Mamet ini. Alasannya karena cuplikan filmnya nongol terus di short youtube saya. Walaupun saya paling penasaran sama Isyana Sarasvati yang perannya cukup kocak, bukan pemeran utamanya.
Nah ternyata saya baru tahu kalau Film Milly dan Mamet ini adalah Spin-Off dari film AADC. Awalnya waktu lihat cuplikannya ada Dian Sastro agak heran cameonya Dian Sastro. Fyi, Spin-off merupakan film yang mengangkat kisah tentang karakter tertentu dari film utama, namun dengan alur dan fokus cerita yang berbeda. Film ini bisa berupa sekuel maupun prekuel, tetapi tetap menitikberatkan pada perkembangan satu karakter utama.
Kalau di film ini fokusnya ke kehidupan Milly (Sissy Prescillia) sahabatnya Cinta waktu SMA dan Mamet (Dennis Adhiswara) yang tidakdisangka-sangka mereka menikah. Ini film yang sangat ringan dan lucu karena memang genrenya komedi romantis. Walaupun kalau dikulik lagi film ini mengangkat beberapa isu yang dekat dengan kehidupan kita.
Lika-liku Kehidupan Ibu Setelah Memutuskan Resign Pasca Melahirkan
Milly awalnya bekerja di sebuah bank, kemudian memutuskan Resign setelah melahirkan. Dalam kehidupannya menjadi ibu baru. Milly terlihat kesepian. Walaupun dia berusaha menutupinya dan mengatakan bahwa dia happy. Bersama anak selama 24/7 membuat Milly merindukan masa-masa makan dengan tenang.
Ini merupakan isu yang sangat dekat dan relevan sekali dengan saya. Apa yang ada dalam kehidupan Milly sangat menggambarkan kehidupan saya setelah resign dan memutuskan jadi ibu rumah tangga. Rasanya lelah sekali dan kadang merasa bosan. Ini juga disampaikan Milly waktu ngobrol sama temannya yang tinggal bersampingan.
"Sering-sering ke sini dong, capek tahu memahami bahasa bayi sehari-hari, ngobrol sama orang dewasa itu menyenangkan."
Itu sangat relate sekali dengan saya. Saya benar-benar merasa jenuh sehari-hari cuma sama bayi. Mereka belum bisa berkomunikasi seperti kita. Kangen sekali bisa ngobrol sama orang. Lama kelamaan kehidupan seperti itu menggoda Milly untuk kembali bekerja. Itu juga sama kayak saya yang kepikiran untuk kembali bekerja lagi. Apalagi situasi finansial yang memengaruhi kehidupan rumah tangga. Yang tadinya punya dua sumber income sekarang jadi satu income saja.
Ketika istri kembali bekerja, dukungan pasangan sangat dibutuhkan. Apa yang dilakukan Mamet ketika dia panik anaknya rewel karena tumbuh gigi memang sangat relate dengan kebanyakan laki-laki. Nggak heran kalau dia menyalahkan Milly karena sebelumnya Milly yang selalu mengurus bayi mereka. Tapi kalau Mamet mau memahami, Milly juga sedang berada di fase yang butuh dukungan. Menyalahkan Milly justru menyakiti hatinya. Pelajaran penting nih buat para laki-laki.
Tentang Menemukan Passion dan Pentingnya Dukungan Pasangan
Konflik dalam rumah tangga Milly dan Mamet adalah insecurity-nya Mamet yang selama ini memang diremehkan oleh mertuanya. Dia merasa tak dianggap dan tak dihargai karena belum bisa membuktikan kesuksesan. Meskipun begitu, Milly sebagai istri selalu mendukung Mamet.
Mamet yang memiliki passion memasak ingin sekali punya restoran sendiri. Karena kecintaan itu Mamet memperjuangkan mimpinya dengan bahan bakar pembuktian kepada mertua dan istrinya. Cerita masa lalu yang dibubuhkan juga membuat konflik bagian ini makin seru karena di usia pernikahan mereka hal ini sangat mungkin terjadi. Sangat menggambarkan realita kehidupan lima tahun pertama pernikahan.
Pada akhirnya Mamet sadar tentang betapa besarnya dukungan Milly supaya dia bisa nyaman bekerja sesuai passionya. Tanpa perlu berusaha keras membuktikan kepada orang lain, dengan fokus menjadi versi terbaik diri sendiri.Karena kita nggak perlu berusha amembanggakan semua orang, cukup mereka yang benar-benar saya dan mendukung kita.
Mantra andalan Milly dan Mamet adalah "Kalau kita nggak nyoba kita nggak akan tahu hasilnya." Kesannya klise tapi kalimat ini bisa jadi penyemangat buat orang-orang yang sedah mencoba mendengarkan kata hatinya. Misalnya dalam konteksnya Mamet, apakah dia tetap di pabrik mertuanya atau dia mencoba buka restoran seperti yang diimpikannya.
Money Laundry Jurus Andalan
Walaupun ini film komedi. Sosok Ayah James juga cukup menggambarkan realitas sosial tentang praktik money laundry atau pencucian uang. Pencucian uang merupakan proses mengalirkan dana dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal-usulnya. Pelaku sadar bahwa uang tersebut berasal dari aktivitas ilegal.
Lagi-lagi saya kagum dengan Ernest Prakasa. Film-filmnya yang bergenre komedi tidak pernah lupa menghadirkan isu-isu yang terkini dan tetap bisa dinikmati semua kalangan. Money Laundry tentu bukan isu yang diresahkan masyarakat kelas bawah. Tapi dengan adanya film semacam ini, minimal dapat memberikan sedikit kesadaran tentang praktik kejahatan semacam ini.
Humor yang Sangat Menghibur
Di luar tokoh utamanya, Film ini jadi worth it untuk ditonton juga berkat para pemeran pendukungnya seperti Isyana Sarasvati, Bintang Emon, Aci Resti dan sederet artis papan atas yang jadi bagian dari film ini. Karakter Yongki juga menrik sekali, mungkin ini penilaian subjektif karena sekarang saya memang ngefans sama Ernest Prakasa. Tapi dia ngasih vibes yang sesuai sama dunia pabrik garmen menurut saya.
Film Milly dan Mamet sangat worth it untuk ditonton. Sangat menghibur dan relevan dengan banyak kalangan. Bisa ditonton bareng keluarga besar juga karena tidak ada adegan berbahaya. Kalau kalian sedang ingin menikmati tontonan yang ringan Film Milly dan Mamet adalah pilihan yang tepat.
Judul Film : Milly dan Mamet (Ini Bukan Cinta dan Rangga)
Pemain : Dennis Adhiswara, Sissy Priscillia, Yoshi Sudarso, Julie Estelle, dkk
Sutradara : Ernest Prakasa
Durasi : 1 jam 41 Menit
Tahun Rilis : 2018
Jaringan : Prime Video
Pereview : Ririn Erviana
0 Response to "Milly & Mamet (2018): Spin-off AADC yang Penuh Kejutan, Worth It Ditonton?"
Post a Comment